Hujan Protes dan Tudingan Curang pada Perhelatan PON XIX 2016 Jawa Barat

PB PON XIX/ 2016 Jabar saat jumpa pers evaluasi pertanding harian di Trans Hotel Jalan Gatot Subroto Kota Bandung.

PB PON XIX/ 2016 Jabar saat jumpa pers evaluasi pertanding harian di Trans Hotel Jalan Gatot Subroto Kota Bandung.

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Perhelatan PON XIX/2016 Jawa Barat terus memanas. Setelah beberapa cabor pertandingan ricuh, kini giliran hujan protes dan tudingan kecurangan.


Tim Renang DKI Jakarta memutuskan walk out dari pertandingan loncat indah nomor solo technical routine putri di PON XIX/2016 Jawa Barat yang berlangsung di kolam renang FPOK UPI, Bandung, Kamis (22/9/2016). Tim DKI tidak bisa mengikuti pertandingan karena adanya batasan usia dalam technical hand book (THB), yaitu 26 tahun.

Manajer tim renang indah DKI M. Rudi Salahudin Ramti mengatakan aturan THB itu tidak sesuai aturan. Sebabnya, THB tersebut telah diklarifikasi oleh kontingen DKI dari jauh-jauh hari.

Bahkan Rudi mengklaim jika sudah mendapatkan surat dari PB PRSI, KONI Pusat hingga komisi keabsahan. Sehingga atlet yang bersangkutan bisa mengikuti PON.

Surat tersebut kata Rudi dikeluarkan komisi keabsahan pada 15 September. Namun, ketika technical meeting ™, pada selasa (20/9/2016), THB yang dibagikan adalah THB yang lama dengan adanya batasan usia.

“Jadi ini memang ada permainan kalau saya lihat, THB itu memang sengaja, dengan alasan sudah dicetak, kami sudah bilang bahwa itu tidak sesuai,” tegasnya.

Bahkan, menurut Rudy, techinal delegated (td) pun mengatakan bahwa sudah menerima surat tersebut, dan itu tidak menjaddi masalah. Namun, hanya kerena enam daerah lain mempermasalahkan, akhirnya dilakukanlah voting.

“Jadi tidak menegakkan aturan yang sudah dibikin oleh organisasi yang memiliki legalitas. Makanya sudah begitu mau dilakukan voting, sudah pasti kalah lah. Satu banding enam,”terangnya.

Karena itu, tim manajer DKI pun walk out dari tm tersebut. Sebab, menurut Rudy, jika tidak keluar, itu berarti mereka menjalankan aturan yang salah.

“Makanya saya keluar. Karena saya tidak mau menjalankan aturan yang salah. Ini aturan jelas dari PB, komisi keabsahan. Itu yang jadi masalah. Kami punya harga diri. Mereka itu pasti takut melihat atlet kami. Sampai besok maupun lusa pun kami tidak akan ada yang turun,” jelasnya.

Dengan meruncingnya masalah tersebut, kontingen DKI akan melaporkan permasalahan itu hingga ke federasi dunianya olahrga akuatik, FINA. Sebab, di FINA pun, pada pertandingan bertaraf internasional pun tidak ada aturan pembatasan umur. Pada babak kualifikasi PON 2015 juga tidak ada batasan usia. Namun, justru peraturan berubah detik-detik menjelang PON. Padahal, pembinaan sudah dilakukan cukup lama. Bertahun-tahun, hanya untuk memeprsiapkan PON.

“Kami mundur di semua pertandingan. Kan ada tiga nomor. Kami menyayangkan, pengorbanan anak-anak itu kan sudah bertahun-tahun. Mengorbankan sekolah. Biaya. Tenaga. Kalau hanya untuk pemaksaan kehendak egoism daera, bukan di PON lah mestinya,” terang Rudy.

DKI tidak tinggal diam. Permasalahan ini akan dilaporkan ke PB PON, KONI Pusat, dan FINA. Karena, panpel dinilai melanggar dari aturan yang sudah berlaku. “Kami akan lapor ke FINA. Semua akan kami tempuh dari PB PON, KONI. Bahwa atura dari Ketum KONI dan PB PON tidak digubris,” katanya.

Sementara itu, panitia pelaksana cabor renang indah Ami Narsono menegaskan akan tetap melangsungkan pertandingan tanpa kontingen DKI. “Pertandingan tanpa dari DKI Jakarta sesuai keputusan dari bidang pertandingan,” ujarnya.

Cabor renang sendiri sempat molor dari jadwal. Semula akan dimulai pukul 08.45 WIB namun baru di mulai pada pukul 11.00 WIB.

Loading...

loading...

Feeds

DPRD Setujui 2 Raperda Kota Bandung

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung resmi menyetujui dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pada Rapat Paripurna …