Sementara itu, Ketua RT setmpat, Sukirman menambahkan, selain rumah Hiayat, satu unit rumah milik warga lainnya juga tertimbun longsor. Namun pada saat kejadian rumah tersebut dalam keadaan kosong. Selain itu, 2 rumah lainnya juga ikut terkena longsor hingga mengalami rusak berat.
“Semua warga dari tiga RT untuk sementara diungikan,” ujarnya.
Selain di Cimareme, longsor juga terjadi di Dusun Citengah RT 03 RW 02 Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan. Longsor tersebut juga merenggut korban jiwa bernama Nana Hermawan, 56.
“Kondisinya sedang hujan lebat saat itu. Korban sedang tidur di kamarnya yang tertimpa longsor,” kata tetangga korban, Nurul Anto Susanto.
Akibat hujan deras yang mengguyur Sumedang, sejak Selasa sore hingga malam, suasana terasa mencekam karena terjadi beberapa musibah longsor dan banjir. Dari laporan BPBD Sumedang terjadi beberapa titik kejadian di kabupaten Sumedang, diantaranya longsor di 3 titik sepanjang jalur Cadas Pangeran yaitu di Ciherang, Ciguling dan Singkup.
Akibatnya arus lalu lintas terputus total. Longsor di Dusun Ciherang Desa Ciherang menyebabkan 3 rumah dan sebuah masjid hancur.
Selain itu terjadi banjir di beberapa daerah seperti di Lingkungan Panyingkiran dengan ketinggian air kurang lebih 50 cm mengenang 7 Rumah. Di Kelurahan Regol ketinggian air kurang lebih 160 cm menggenang 8 rumah, di Pengjeleran ketinggian air kurang lebih mencapai 70 cm menggenang 8 rumah, sementara di Jln Pangeran Konel ketinggian air kurang lebih 30 cm dan menggenang tujuh rumah.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pihaknya sudah mengirimkan bantuan untuk korban bencana longsor dan banjir bandang yang melanda beberapa kecamatan di Kabupaten Garut dan Sumedang. Menurutnya, bantuan tersebut berupa makanan, peralatan tidur, hingga dapur umum.
“Bantuan sudah, tidak ada masalah,” kata Heryawan di Media Center Utama PON 2016 Jabar, Rabu (21/9/2016).
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan mitigasi bencana. Pencarian korban dan pendirian posko sudah dilakukan. Mitigasi tersebut melibatkan berbagai pihak seperti tim SAR dari BPBD Provinsi Jabar, BPBD Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang, serta TNI dan Kepolisian.
Ketua DPRD Provinsi Jabar Ineu Purwadewi Sundari mengaku prihatin dengan terjadinya banjir bandang di sejumlah daerah di Jabar. Ineu mengatakan, pihaknya akan mengunjungi lokasi banjir, Kamis (22/9/2016).
Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Iwa Karniwa meminta Kabupaten Garut dan Sumedang segera mengurus pencairan dana tanggap bencana ke Pemprov Jabar. Menurutnya, proses pencairan dana bencana akan cepat jika pemda setempat sudah menetapkan status tanggap darurat terutama banjir bandang di Garut.
“Bupati dan Sekda Garut diminta untuk segera mencairkan dana bencana untuk disetujui Gubernur, cq Biro Keuangan Setda,” kata Iwa usai rapat dengan Dinas Sosial Provinsi Jabar, di Gedung Sate, Kota Bandung.
Menurutnya, berdasarkan laporan Biro Keuangan Pemprov Jabar, dana tanggap darurat yang ada di kas Pemprov Jabar mencapai Rp 10 miliar. Namun, jika kebutuhan lebih besar, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Biro Keuangan untuk menindaklanjuti lebih jauh lagi.
“Jadi kita tinggal menunggu berapa yang dibutuhkan Garut dan Sumedang,” ujarnya. Iwa memastikan, penetapan status tanggap bencana penting karena menjadi syarat pencairan.
Menurutnya, agar semakin mempercepat proses pengiriman, surat pengajuan pencairan diantar langsung oleh kurir sehingga tidak melalui pos.
“Kami harap ini agar cepat dicairkan, jadi diantar langsung saja ke Biro Keuangan,” paparnya.
Pihaknya sendiri belum merinci berapa dana darurat bencana yang saat ini sudah dicairkan langsung ke Garut dan Sumedang. Menurutnya, bantuan seperti makanan instan, perlengkapan bayi, selimut dan lain-lain sudah pasti disalurkan BPBD dan Dinas Sosial.
“Dinas Bina Marga juga menurunkan alat-alat beratnya untuk membantu proses evakuasi. Sementara mitigasi juga terus dilakukan karena di Garut ada ribuan yang diungsikan ke Kodim,” tegasnya.