POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Panitia Besar (PB) Pekan Olah raga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat berjanji akan membenahi pelaksanaan ajang empat tahunan ini. Kericuhan dan berbagai dugaan kecurangan menjadi hal utama yang akan menjadi perhatiannya.
Ketua Harian PB PON 2016 Iwa Karniwa mengatakan, evaluasi terutama dilakukan pada Sub PB PON Kabupaten Bandung terkait kericuhan penonton saat pertandingan Polo Air Jabar melawan Sumatera Selatan, di SOR Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Menurut Iwa, mengundang banyak penonton memang mengundang resistensi yang tinggi.
Terlebih, beberapa penonton itu merupakan anggota TNI yang diduga melakukan pemukulan. Untuk mengantisipasinya agar tidak terulang, ke depan akan dilakukan sekat-sekat pada tribun penonton khususnya pada pertandingan yang berisiko tinggi.
“Akan lebih ditata, dan akan digunakan tiket untuk memisahkan penonton tuan rumah dan penonton yang resistensinya cukup tinggi,” ungkapnya. Selain itu, Iwa pun meminta penonton dan pihak yang terlibat langsung agar menjaga nama baik Jabar sebagai tuan rumah yang baik.
“Masyarakat Jabar someah hade ka semah. Tetap penonton meriahkan, tapi tetap etika dan sopan santun dijaga,” ujarnya.
Disinggung ada berbagai indikasi kecurangan, Iwa membantahnya. Meski menjadi tuan rumah, Jabar tidak mengintervensi apapun terkait hasil keputusan wasit.
“Kita serahkan, nggak ada atura mengatur. Kita ingin fair, kemenangan diraih dengan cara-cara yang baik,” pungkasnya.
Anggota Dewan Penasehat PB PON 2016 Ineu Purwadewi Sundari mengatakan, dirinya sangat prihatin atas terjadinya kerusuhan dalam pertandingan PON. Menurutnya, hal itu jangan kembali terulang karena hanya akan merugikan banyak pihak, khususnya Jabar sebagai tuan rumah.
“Saya turut prihatin dengan kejadian di venue polo air,” katanya. Ineu yang juga Ketua DPRD Provinsi Jabar mengaku, sempat ditanyakan hal itu oleh pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta.
“Saya pastikan tidak akan kembali terjadi, ada perbaikan oleh PB PON,” katanya. Ineu menyebut, sportivitas dalam ajang PON ini sangat diupayakan oleh Jabar.
“Sportivitas dan profesionalitas tetap terjaga,” katanya. Perbaikan oleh PB PON pun, lanjut Ineu, sudah baik dan maksimal.
“Sekarang tiap pagi ada cdm, semoga ada perbaikan. Dari seluruh venue yang ada, ratusan medali yang diperoleh, memang perlu ada konsolidasi, agar sesuai dengan cita-cita bersama,” katanya.
Sementara itu, Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Hadi Prasojo, klarifikasi soal kisruh pertandingan perempatfinal antara tim Polo Air putra Jawa Barat melawan Sumatera Selatan di Gelora Sabilulungan, Soreang, yang melibatkan anggota TNI dengan Suporter DKI Jakarta pada Senin (19/9).
Hadi mengatakan, insiden yang terjadi berawal saat suporter DKI Jakarta melempari botol ke bawah. Akibatnya, salah seorang anggota pengamanan venue dari pihak kepolisian terkena lemparan botol tersebut di bagian kepala.
“Anggota kami sudah mengimbau agar menghentikan aksi tersebut namun mereka tidak menggubris akhirnya selain petugas kepolisian anggota TNI kena lemparan juga,” ucapnya kepada wartawan saat ditemui di Markas Komando Militer Siliwangi, Bandung, Selasa (20/9).
Hadi menambahkan, akibat insiden tersebut anggota TNI terpancing emosi sehingga kericuhan terjadi insiden yang sekarang beredar di berbagai media dan jadi bahan perbincangan. “Saya minta maaf atas kesagala kejadian, ke depannya kami jamin hal serupa tidak terulang,” ungkapnya.
Hadi menuturkan, sebenarnya vidio kirsuh yang beredar di media sosial tidak seluruhnya ditampilkan dan tidak dari pertama kejadian dimana suporter DKI Jakarta yang berulah terlebih dulu. Pihaknyapun sudah mengantongi bukti tersebut.
“Video yang beredar di dunia sosial hanya sepotong saja yang diambil. Bila dilibat secara keseluruhan suporter DKI yang melempar botol air minuman duluan,” terangnya.
Hadi menjelaskan, pihaknya akan menyelesaikan insiden tersebut sesuai prosedur dan memberikan sanksi teguran pada anggota yang terlibat dalam kisruh kemarin agar kejadin serupa tidak terulang kembali dipertandingan selanjutnya.
“Kami akan usut. Kami juga mengimbau kepada para suporter jangan lakukan anarkis apalagi lempar-lempar, kalau timnya kalah terima saja,” ujarnya.
Antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, sambung Hadi, pihaknya sudah mengintruksikan kepada semua anggota yang bertugas untuk bekerja lebih persuasif dan menjaga emosi, terlebih final antara Jawa Barat melawan DKI Jakarta, Selasa (20/9/2016).
“Pengamanan akan tetap berjalan dan lebih ditingkatkan tapi lebih persuaaif,” tandasnya. (agp/arh)