POJOKBANDUNG.com, SUBANG – Proyek pengaspalan (hotmix) sepanjang 520 meter di Desa Tenjolaya Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang, tepatnya di Blok Pasir Bilik, diduga asal-asalan. Proyek pengaspalan tersebut didanai APBN melalui program Dana Desa tahun 2016, dengan nilai anggaran Rp 350 juta.
Pasalnya, proyek yang didanai APBN melalui program Dana Desa 2016 senilai Rp 350 juta tersebut sudah terlihat di beberapa titik badan jalan lapisan aspal yang sudah terkelupas, diduga ada indikasi pengurangan volume material sehingga kualitas hasilnya kurang memuaskan.
Selain itu berdasarkan keterangan salah seorang warga Kp.Cigore, Jenal membenarkan kalau pengerjaan proyek jalan itu sebagian materialnya menggunakan aspal sekraf (limbah aspal hotmix, red ).
“Aspal skraf itu buat nutupi lubang lubang di bahu jalan. Tapi kalu masalah bagus enggak nya saya kurang tau,” kata Jenal, kepada Radar Bandung, Rabu (14/9).
Menurut Kepala Desa Tenjolaya, Tatang menjelaskan, perihal proyek pengerjaan jalan itu sudah sudah sesuai aturan dengan acuan RAB. Namun terkait digunakannya aspal sekraf (limbah aspal hotmix, red), kata Tatang, sengaja dilakukan untuk menutup atau melapisi lubang-lubang di bahu jalan itu.
“Hasilnya bagus kok, karena setelah dilapisi aspal sekraf, baru kita lapisi aspal hot mix. Malah dari target 520 meter kita bisa capai 700 meteran,” kata Tatang, kepada Radar Bandung, Rabu (14/9).
Namun terkait pengerjaan proyek jalan yang diduga asal-asalan tersebut pihak masyarakat mempertanyakan kinerja kepala desa yang telah menjabat beberapa tahun tersebut.
Ia menyebutkan, pekerjaan pengaspalan yang dikerjakan blok Pasir Bilik kualitasnya terkesan asal-asalan dan sangat tipis, bergelombang, dan di beberapa badan jalan itu aspalnya ada yang sudah terkelupas.
“Kami menduga pengerjaan proyek jalan ini tidak wajar, karena pengerjaaannya terkesan asal jadi. Kalau kondisinya seperti ini badan jalan ini tidak akan bertahan lama. Kami selaku warga sangat kecewa, apalagi nilai angarannya cukup besar,” ujar warga yang menolak namanya dikorankan. (anr)