POJOKBANDUNG.com, PAMEUNGPEUK– Ruang kelas dan perpustakaan SDN Sukasari I, II dan SMP PGRI Pameungpeuk Kabupaten Bandung dilalap api pada Minggu (10/7), ratusan siswa terancam tidak mempunyai kelas saat masuk sekolah nanti.
Kepala Sekolah SMP PGRI Pameungpeuk, Dadang Rohyana mengatakan, kejadian kebakaran di tiga sekolah berdempetan tersebut terjadi pada sore hari sekira pukul 16.30. Api mulai terlihat membakar Perpustakaan SMP PGRI yang terletak di bagian belakang sekolah, kemudian merembet ke ruang kelas IX.
Dari perpustakaan, api juga merembet ke ruang kelas SDN Sukasari I yang lokasinya berdempetan dan kemudian merembet ke ruang kelas SDN II Sukasari.
Seluruh atap ruang perpustakaan ambruk dan hangus terbakar, begitu pun dengan ratusan koleksi bukunya. Tidak satu pun buku yang selamat dari peristiwa tersebut.
Separuh ruang kelas IX SMP PGRI Pameungpeuk ambruk akibat dilalap api. Sejumlah meja, kursi, papan tulis, lemari, dan perlengkapan lainnya rusak. Ruang kelas SDN Sukasari I pun mengalami kerusakan yang sama dengan ruang kelas IX SMP PGRI Pameungpeuk. Kaca jendela-jendelanya pun pecah.
Di ruang Kelas VI SDN Sukasari II, sebuah lemari penyimpanan buku terbakar, juga sejumlah bangku dan kursi, serta sebagian atap kelas. Ketiga ruang kelas tersebut ditaksir mengalami kerusakan sampai 40 persennya, sedangkan perpustakaan 80 persennya. “Warga sebenarnya sudah berusaha memadamkan api, tapi karena tidak ada sumber air, api sulit untuk dipadamkan,” tutur Dadang, Senin (11/7).
Dengan bersusah payah, warga bergotong royong memadamkan api supaya tidak merembet ke ruang lain dan rumah warga di sekitar sekolah.
“Karena tidak ada sumber air, warga hanya mengandalkan air dari keran rumah,” ucapnya.
SMP PGRI Pameungpeuk sendiri, pada awalnya hanya mempunyai empat ruang kelas yang digunakan KBM oleh 143 pelajar. Dengan satu kelas terbakar, maka hanya tersisa tiga ruang kelas untuk belajar para siswa.
“Nanti saat masuk pada 18 Juli, ruang guru akan dijadikan kelas darurat,” katanya.
Lebih lanjut dadang mengatakan, kerugian akibat kebakaran tersebut mencapai ratusan juta rupiah, mengingat selain bangunan hancur, juga buku perpustakaan tidak ada yang tersisa.
“Kami serahkan penyelidikan penyebab kebakaran ini kepada pihak kepolisian. Tahun lalu pun saat musim kemarau sekolah ini nyaris terbakar akibat kebakaran lahan kebun di pinggir sekolah,” kata Dadang. (mld)