Liverpool Vs Sevilla: Sekoci Nama Besar Klopp

POJOKBANDUNG.com, BASEL – Ketika Juergen Klopp masuk ke Anfield 8 Oktober silam semua pemain Liverpool langsung bergairah. Klopp yang berkarakter meledak-ledak, hangat kepada pemain, dan ahli strategi membuat pemain juga Liverpudlian jatuh hati kepadanya. Ibaratnya sangat susah untuk membenci Klopp.


Setelah delapan bulan cinta dan kesetiaan pemain juga Liverpudlian diuji. Kalau mau jujur sudah ada setidaknya dua ‘noda’  dibuat mantan der trainer Mainz dan Borussia Dortmund itu. Pertama kekalahan di final Piala Liga oleh Manchester City Februari lalu. Kedua finis di luar zona Eropa. Malah posisi delapan besar.

Kini ujian berat selanjutnya menanti Klopp. Kamis dini hari (19/5) WIB- siaran langsung RCTI pukul 01.45 WIB – di St.Jakob-Park, The Reds, julukan Liverpool, akan menghadapi Sevilla di final Europa League. Bagi Klopp kemenangan atas Sevilla akan menjadi sekoci nama besarnya.

Menuju laga ini, baik Liverpool maupun Sevilla sama-sama antusias. Maklum keduanya punya rekam jejak di ajang selalu menang seandainya ke final.

Liverpool maju ke final Piala UEFA, nama lama Europa League, pada 1972-1973, 1975-1976, dan 2000-2001. Sedang Sevilla juara musim 2005-2006, 2006-2007, 2013-2014, dan 2014-2015.

Dengan catatan apik Liverpool secara histori tersebut Klopp punya modal menantang Sevilla. Meski secara individu, pria kelahiran Stuttgart itu punya hasil invalid jika tampil di final turnamen.

Dari tujuh laga puncak turnamen yang dilakoni Klopp, empat diantaranya berakhir dengan kekalahan. Masing-masing final Liga Champions 2012-2013, final DFB Pokal 2013-2014, final DFB Pokal 2014-2015, dan final Piala Liga 2015-2016.

Seperti diberitakan Sky Sports, Klopp menebar psywar kepada calon lawannya itu. Meski yang dihadapi adalah tim yang memenangi Europa League secara beruntun, pria 48 tahun itu tak gentar.

“Seandainya kamu menang Europa League tahun lalu dan tahun sebelumnya lagi apa artinya? Rentetan itu tak berarti apapun!” tegas Klopp. “Final kali ini hanyalah laga biasa,” tambah Klopp.

Klopp menilai anak asuhnya memiliki keuntungan dari sisi fokus persiapan tim. Usai final Europa League ini, James Milner dkk tak lagi punya jadwal bertanding. Sedang Sevilla usai bermain di Basel ini, Coke dkk sudah dinanti lagi partai krusial lainnya. Yakni final Copa del Rey di Vicente Calderon Madrid Senin (23/5) mendatang.

“Sevilla memiliki jadwal dua final dengan jadwal berdekatan. Itu yang saya kira akan menjadi pembeda kondisi kami dengan mereka,” kata pria yang memberikan lima piala buat Dortmund itu.

Dari sisi pemain, Liverpool punya kabar baik. Kapten mereka, Jordan Henderson sudah pulih dari cedera otot ligamen. Minggu (15/5) lalu di laga pamungkas Premier League lawan West Bromwich Albion di The Hawthrons, Henderson tampil 26 menit. Masuk di menit ke-64, Henderson menggantikan Joe Allen.

Dengan pulihnya Henderson, maka daftar pemain yang cedera tinggal empat pemain. Yakni Joseph Gomez, Danny Ings, Divock Origi, dan Jordan Rossiter.

Nah, kekuatan Klopp selain strategi gegenpressing, Klopp sangat piawai memotivasi pemain. Bahkan menuju final di Basel ini, Klopp sempat ‘memanggil’ roh Miracle of Istanbul 2005.

Sama seperti kemenangan heroik Liverpool atas AC Milan di Istanbul, Klopp pun menyingkirkan mantan klubnya, Dortmund dengan perih. Pada second leg perempat final di Anfield (8/4) setelah ketinggalan 1-3 sampai menit ke-57, Klopp membuat Liverpudlian bersorak berkat kemenangan 4-3 yang terjadi di masa injury time.

“Semakin tinggi tekanan yang kami dapatkan, maka saya akan semakin menikmatinya. Kami sudah berada di final dan tak ada jalan lain selain menghabiskan semua kemampuan kami di lapangan,” ucap Klopp dalam wawancara dengan UEFA. (dra/ca)

Loading...

loading...

Feeds