Didalam kamar yang berukuran empat meter persegi Arif ditemani sejumlah warga setempat menuturkan sosok anak yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan tersebut.
“Anak saya baru kerja enam bulan, biasanya setiap minggu pulang nengok keluarga,” ujar Arif dengan raut muka tegar.
Arif memakai peci hitam, pakaian batik lengan panjang, serta celana bahan warna hitam terus mengatakan sosok korban yang baik. Tidak jarang korban menanyakan kebutuhan seorang ayah dan ibu.
“Saat pulang, suka bertanya kebutuhan keluarga, tapi selalu disarankan uang hasil kerja di tabung,” katanya.
Korbanpun menjadwalkan kepulangannya ke halaman rumah seminggu sekali, saat datang selalu membawakan makanan untuk adik-adiknya dan roko untuk orang tua. Ya, kata sang ayah, Eno adalah kakak yang sangat sayang dan cinta adik-adiknya.
“Saya tidak tahu gaji anak saya selama bekerja, tapi saat pulang belikan saya rokok, termasuk kasih uang untuk adiknya yang masih sekolah,” katanya.