Tidak hanya membuat Trudeau murka, pembunuhan Ridsdel memunculkan kekhawatiran bagi pemerintah Filipina dan lima negara lain yang warganya disandera Abu Sayyaf. Yakni, Indonesia, Malaysia, Jepang, Belanda, dan Norwegia.
Sampai sekarang, nasib sekitar 20 sandera itu belum pasti. Apalagi lokasi penyanderaan mereka belum terdeteksi secara pasti.
Ridsdel diculik bersama rekannya, Robert Hall, warga Norwegia, serta seorang perempuan asal Filipina pada September lalu. Ketika itu, mereka bertiga sedang menikmati liburan dengan menumpang kapal pesiar.
Kepala bersimbah darah tersebut dikirim ke balai kota setelah tenggat waktu berlalu sekitar lima jam. Sebelumnya, Abu Sayyaf memang mengancam membunuh satu di antara empat sandera tersebut.
Sebulan setelah penculikan, kelompok militan tersebut merilis sebuah video yang berisi tuntutan tebusan untuk empat nyawa sandera. Abu Sayyaf meminta tebusan USD 80 juta atau sekitar Rp 105 miliar.
Pada 15 April 2016, Abu Sayyaf kembali merilis video tentang tuntutan itu. Mereka mengundur waktu penebusan hingga 25 April 2016. Bila tidak dipenuhi, mereka mengancam membunuh sandera. Ancaman itu pun benar terjadi. (byu/bil/mia/AFP/Reuters/CNN/hep/c5/kim)