POJOKBANDUNG.com, LARNACA – Drama pembajakan pesawat Airbus A320-220 milik EgyptAir berujung damai (29/3).
Setelah sempat membuat pemerintah Mesir dan Siprus sibuk, pembajak yang juga salah seorang penumpang pesawat rute Alexandria–Kairo itu pun menyerah.
Tidak ada korban jiwa dalam aksi tunggal tersebut. Total 81 penumpang dan kru pesawat bebas tanpa luka sedikit pun.
“Sudah berakhir,” cuit Kementerian Luar Negeri Siprus lewat akun resminya di Twitter.
Perdana Menteri (PM) Mesir Sherif Ismail menyatakan bahwa si pembajak yang namanya tidak dipublikasikan adalah warga Mesir.
Sejauh ini, pihak berwajib masih mendalami motivasi si pembajak yang beraksi sendirian tersebut.
“Dalam negosiasi, dia sempat meminta dipertemukan dengan perwakilan Uni Eropa (UE). Dia juga sempat minta diantarkan ke bandara lain. Tidak ada yang jelas,” ujarnya.
Secara terpisah, Alexandros Zenon, pejabat Kementerian Luar Negeri Siprus, menyebut kondisi mental si pembajak tidak stabil. Itulah yang membuat tuntutan si pembajak berubah-ubah.
Beberapa saksi juga sempat mengatakan kepada media bahwa si pembajak sempat melemparkan surat dalam bahasa Arab.
Kabarnya, dia meminta surat itu disampaikan kepada mantan istrinya yang berada di Siprus.
Namun, Cyprus Broadcasting Corporation (CyBC) menyebut surat itu berisi tuntutan agar pemerintah Mesir membebaskan narapidana perempuan asal Siprus.
Di tengah negosiasi, stasiun televisi Sigma sempat menayangkan gambar seorang perempuan dan seorang anak kecil berjalan menuju pesawat.
Sempat beredar kabar bahwa perempuan itulah yang menjadi penyebab lahirnya drama pembajakan tersebut.
Menteri Penerbangan Mesir Sherif Fathy menyatakan, saat ini petugas masih menyelidiki kebenaran klaim pilot tentang ikat pinggang berpeledak yang pembajak kenakan.
“Pilot Omar al-Gammal mengaku diancam dengan ikat pinggang berpeledak oleh pelaku,” ujarnya.
Tapi, dia menjamin si pembajak bukanlah teroris atau bagian dari kelompok teror mana pun. (AFP/Reuters/hep/c17/ami)