POJOKBANDUNG.com, PERSIB – Juru bicara Partai Demokrat Dede Yusuf M Effendi mendesak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk segera mencabut pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Kemenpora. Sebab tanpa kompetisi yang diakui FIFA prestasi Indonesia dikancah persepakbolaan tidak akan maju.
Menurutnya, FIFA hanya menganggap sah jika kompetisi di Indonesia diselanggarakan PSSI sebagai penyelenggara kompetisi profesional.
“Saat ini ada jutaan bobotoh dan suporter yang sudah tidak kuat tahan dahaga untuk saksikan klubnya berkompetisi. Saya yakin Bapak Jokowi (Joko Widodo) punya hati untuk menyelamatkan sepakbola nasional dibanding membiarkan adu otot antara Kemenpora dan PSSI,” ujar Dede di Bandung, Selasa (15/3).
Dengan banyaknya turnamen skala nasional, namun hal itu tidak akan bisa mengangkat prestasi sepakbola. Karen sejatinya, kata Dede insan sepakbola membutuhkan kompetisi profesional dengan melibatkan seluruh klub profesional diberbagai tingkatan.
Saat ini, memang Indonesia dibanjiri turnamen yang sudah dan sedang berlangsung. Tapi turnamen tersebut hanya diikuti tim-tim dilevel atas.
“Klub anggota PSSI bukan cuma itu-itu saja. Sepakbola nasional butuh kompetisi bagaimana kita mau punya tim nasional yang kuat kalau tidak ada kompetisi sebagai seleksi prestasi dan potensi,” katanya.
Dede mengatakan bukan hanya tim ataupun klub saja yang dirugikan jika tidak ada kompetisi. Tetapi pemain, pelatih dan para pelaku industri di sepakbola pun terkena imbasnya. Dimana tidak ada kompetisi secara otomatis menghilangkan penghidupan roda ekonomi.
Yang tidak kalah penting, Dede menambahkan Indonesia bakal kehilang bakat dan penghidupan. Pasalnya pada level bawah divisi I dan II terjadi kemacetan yang sama. Adapun pada level amatir klub kehilangan kesempatan untuk masuk ke tingkat profesional.
“Prestasi nasional itu berbanding lurus dengan kualitas kompetisi, pemain dan tim yang hebat lahir dari kompetisi yang ketat. Tidak ada jalan lain harus digelar kompetisi nasional mulai dari kasta profesional tertinggi sampai kasta terendah dan amatir,” ucapnya. (pra)
