POJOKBANDUNG.com, BANDUNG–Buruknya kondisi pengairan di Kota Bandung menimbulkan bertambahnya titik banjir tahun ini.
“Penyebab banjir sekarang, kebanyakan karena kondisi drainse, gorong-gorong, dan sungai yang kurang memadai untuk menampung debit air yang besar,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan ( DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnaen.
Tahun-tahun sebelumnya, menurut Zul–sapaan akrab Kadis DBMP, titik banjir ada di kali Sungai Citepus yang terletak di kawasan Pajajaran, dan Pagarsih. Sedangkan sekarang, bertambah di kawasan Gedebage, Arcamanik Girimande dan panyileukan.
“Di kawasan Bandung Timur, kan sekarang banyak dibangun perumahan, nah drainase-nya itu, tidak terintegrasi. Seharusnya antara satu perumahan dan perumahan lainnya terintegrasi,” paparnya.
Belum lagi, lanjut Zul, banyak pemilik rumah yang membangun rumah dan menghalangi gorong-gorong. Sehingga jika ada aliran yang tersumbat sulit dibersihkan.
Solusinya, kata Zul, akan dibangun reservoir di kawasan Gedebage. “Nanti, ada danau besar yang tersebar di wilayah teknopolis Gedebage. Itu disesuaikan dengan tata ruang disana,” ungkap Zul.
Sementara untuk penanganan jangka pendek, pihaknya akan melakukan sejumlah pekerjaan, tiga diantaranya menjadi prioritas. Yakni peninggian jembatan di Panyileukan setinggi 1 hingga 2 meter, normalisasi Sungai Cisalatri dan perbaikan saluran gorong-gorong di daerah Riung Bandung.
“Jangka pendeknya, kita akan tinggikan jembatan di Panyileukan. Anggaran sebesar Rp 500 juta, jadi harus kita lelangkan. Juga ada normalisasi Sungai Cisalatri, yang akan dilakukan segera karena sistemnya penunjukan langsung dengan anggaran sekitar Rp 200 juta,” kata Zul.
Sedangkan untuk perbaikan gorong-gorong di daerah Riung Bandung akan dilelangkan karena menelan biaya sebesar Rp 2,5 miliar. “Sekitar bulan Mei-an, kami harap sudah ada pekerjaan,” papar Zul.
Riung Bandung untuk drainasi Rp 2,5 milliar, dan di Panyileukan untuk gorong-gorong serta jembatan Rp 400 juta. (mur)