POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Proyek pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) khususnya yang melintasi Pasteur-Cileunyi telah mendapat dukungan dari 14 instansi/lembaga dan kementerian. Ini pertanda baik karena proyek tersebut tinggal mencari sumber pendanaan.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa saat dimintai keterangan terkait pembangunan BIUTR, di Bandung. Menurutnya, rencana pembangunan BIUTR ini sudah mengalami kemajuan yang cukup baik.
Hal ini terlihat dari sikap empat belas lembaga dan kementerian yang menyetujui sejumlah lahannya digunakan untuk proyek tersebut. Seperti diketahui, jalur BIUTR Pasteur-Cileunyi sepanjang 20,6 kilometer akan melintasi lahan milik sejumlah lembaga dan kementerian, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pertahanan, Kementerian Hukum dan Ham, Kementerian Agama, BPK RI, BPS, Polri, dan lembaga pemerintah lainnya.
Iwa mengaku telah bertemu dengan pemerintah pusat membahas hal ini. “Jadi hasil pertemuan yang dikoordinir Menko Kemaritiman Rizal Ramli itu, dari 14 lembaga dan kementerian sepakat mendukung pembangunan BIUTR Pasteur – Cileunyi,” ucapnya.
Menurut Iwa, kini telah dibentuk tim kecil untuk menindaklanjuti penggunaan lahan milik 14 lembaga dan kementerian tersebut. Mereka bertugas mulai dari melakukan pengukuran hingga lokasi mana saja dari lahan-lahan itu yang terkena proyek BIUTR.
Tim kecil ini akan melakukan pendataan lahan yang terkena proyek BIUTR secara detail. Lahan tersebut di antaranya rumah dinas Lapas Sukamiskin, kantor Imigrasi, Balai Kemen PU PERA, kantor BPS Jabar, kampus UIN Sunan Gunung Jati, kantor kepolisian, dan kantor eks BPK RI.
Menurutnya, kerja tim kecil akan lebih ringan karena sebelumnya Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung telah berkoordinasi secara intensif dengan pemerintah pusat. Selain itu, kerja tim kecil semakin lancar karena penentuan lokasi (penlok) sudah kembali diperpanjang hingga 31 Desember 2016.
Iwa menambahkan, proyek pembangunan infrastruktur ini untuk kepentingan bersama. Jika tidak ada pembangunan infrastruktur yang dilakukan, dikhawatirkan pada tahun-tahun mendatang, Kota Bandung akan mengalami kemacetan yang parah.
“Sekarang saja Sabtu dan Minggu Kota Bandung selalu macet. Ini (pembangunan) untuk mengurai kemacetan. 2018 jangan sampai traffic jam,” tegasnya.
Untuk pembangunan BIUTR rencananya dilakukan secara bertahap sesuai dengan jalur yang direncanakan. Trase I-1, akses Pasupati menuju Underpass Gasibu dengan panjang 5,5 kilo meter.
Trase I-2, Soekarno Hatta – Gedebage dengan panjang 4 kilo meter. Lalu untuk trase II-1, Underpass Gasibu-Cicaheum-Ujungberung dengan panjang 8,8 kilo meter.
Trase II-2, Ujungberung-SoekarnoHatta dengan panjang 2,7 kilo meter. Adapun trase II-3, Ujungberung-Cibiru-Cileunyi dengan panjang 6,3 kilo meter.
Sementara itu, untuk lanjutan pembangunan interchange kilometer 149 sepanjang 6,7 kilometer, tahun ini Pemprov Jabar menganggarkan Rp 200 miliar. Anggaran ini digunakan untuk membebaskan lahan sepanjang 2,7 kilometer. (agp)