Namun, dalam perkembangannya, Salman mulai mendapatkan ganjalan. Itu setelah Institut HAM dan Demokrasi Bahrain (BIRD) merilis data pada 24 Februari lalu bahwa Salman melakukan pelanggaran hak asasi.
Pria yang sebelumnya menjadi Presiden Federasi Bahrain itu menghukum enam klub yang dituding mendukung revolusi Arab, atau Arab Spring. ”(Tuduhan) itu jelas tidak berdasar,” kecam Salman dalam wawancaranya kepada CNN.
Karena itu, Infantino pun menjadi sosok paling kuat menjadi presiden FIFA kesembilan hari ini. Tidak hanya mendapatkan dukungan dari benuanya, pria 46 tahun yang mendapatkan dobel kewarganegaraan, Italia dan Swiss itu, mengklaim menerima support dari Afrika.
Selain itu, faktor lain yang membuat banyak orang yakin bahwa Infantino bakal bertahta di FIFA, adalah dukungannya kepada Federasi Crimea. Presiden CFU, Yury Vetokha, mengatakan bahwa Infantino dinilai lebih paham kondisi sepak bola di bekas daerah Ukraina yang kini masuk kedalam Rusia itu, dibandingkan empat kandidat lainnya.
Setiap presiden yang terpilih nanti memikul tugas berat. Sebab, dia haruslah bisa mengembalikan citra FIFA yang begitu terpuruk dalam sembilan bulan terakhir.
”KLB ini menjadi pesan kuat bahwa FIFA merespon desakan reformasi. Semua ini demi mengembalikan kepercayaan dan meningkatkan performa kita semua,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Presiden FIFA, Issa Hayatou, seperti dilansir situs resmi FIFA. (apu)