POJOKBANDUNG.com, SUMEDANG – Agus Kurnia (34) Warga RT 04 RW 05 Desa Pamegarsari Kecamatan Tanjungsari menjadi salah satu korban dalam tragedi ledakan bom di kawasan Sarinah Thamrin Jakarta Pusat, Kamis (14/1) pagi.
Kepastian informasi tersebut diterima pihak keluarga setelah ada anggota Brimob yang menelusuri identitas korban hingga kemudian dipastikan bahwa korban bernama Agus Kurnia adalah warga Desa Pamagersari.
“Saya menerima bahwa Agus mengalami luka di bagian kepala, malam ini juga pihak keluarga segera berangkat ke RS Gatot Subroto,” kata Fitri, kaka ipar korban, di rumah keluarga korban, Kamis (14/1) malam.
Menurutnya, korban sudah sepuluh tahun tinggal di Jakarta dan bekerja di salah satu kafe di kawasan Sarinah, tidak jauh dari tempat kejadian ledakan bom tersebut.
Keterangan juga diberikan oleh Kepala Desa Pamagersari, Wawan Medan. Dia membenarkan informasi bahwa salah seorang anggota keluarga warga desanya menjadi korban ledakan bom tersebut.
“Ya benar. Hingga saat ini juga dari pihak desa, dan aparat pemerintahan sudah berada di rumah keluarga korban,” ujarnya.
Sebelumnya, warga Sumedang sempat dihebohkan oleh oleh pemberitaan televisi nasional serta media online. Informasi menyebar cepat dan simpang siur antara lain menyebut korban berasal dari Cimalaka.
Ketua Apdesi Cimalaka Sulastiyo yang juga kepala desa (Kades) Licin menjelaskan, setelah menanyakan ke 14 orang kades atau seluruh kades yang ada di Kecamatan Cimalaka, ternyata korban bom bernama Agus Kurnia Bin A. Sudrajat bukan warga Kecamatan Cimalaka.
“Saya cek ke seluruh kades sampai ke setiap RW dan RT, ternyata bukan warga Kecamatan Cimalaka,” ujarnya
Baru beberapa jam kemudian, Sulastiyo mengaku mendapat informasi dari koleganya bahwa korban bom yang menghebohkan tersebut adalah warga asal Kecamatan Tanjungsari.
Sementara itu, dari JPNN.com diketahui, sembilan korban tragedi Sarinah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RS PAD), Jakarta, Kamis, (14/1). Tiga di antaranya harus menjalani operasi karena luka yang mereka derita.
Menkes Nila Moeloek saat mengunjungi rumah sakit, mengatakan ke-tiganya masih menjalani operasi lantaran mengalami luka yang cukup parah di bagian tubuh dan kepalanya. Salah satunya adalah warga negara Belanda, Yohannes.
“Luka Berat dioperasi tiga orang, cukup dalam karena ada yang masuk ke otak dan ada masuk dada dan di perut, ini yang masih di operasi,” kata Nila usai mengunjungi para korban di RS PAD, Kamis, (14/1).
Sementara enam korban lainnya, kata Nila, dalam perawatan medis. Dia mengungkapkan, ke-enam korban tidak begitu parah.
“Yang dirawat ada 6 orang, kondisinya ringan tapi karena masih trauma tentu masih dirawat. Sedangkan yang dirawat trauma suara, gendang telinga, kemudian ada juga korban yang punggungnya kena tapi tidak dalam. Ada pula yang kena serpihan paku kakinya,” pungkasnya.
Pemerintah memastikan akan menanggung biaya pengobatan semua korban ledakan bom dan teror tembakan di simpang Sarinah dan Starbucks Thamrin. Hal ini disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam jumpa pers di kantor presiden, Jakarta, Kamis (14/1).
“Yang jelas bagi semua korban yang sekarang ini ada di rumah sakit, baik korban berat maupun ringan, sepenuhnya akan ditanggung pemerintah,” tegas Pramono.
Sejauh ini, laporan sementara yang tewas saat peristiwa teror itu sebanyak 7 orang terdiri dari dua warga dan lima lainnya adalah pelaku yang berhasil dilumpuhkan aparat kepolisian.
Sedangkan korban luka ringan dan berat sebanyak 20 orang. Lima di antaranya adalah anggota kepolisian.
Pramono juga meminta masyarakat tidak terkecoh dengan informasi-informasi yang tidak valid terkait teror tersebut. Masyarakat juga diminta tetap tenang menghadapi peristiwa tersebut.
“Pemerintah sama sekali tidak takut. Pemerintah yakin masyarakat dan rakyat juga tidak takut,” tandasnya.(isl/tri/jpnn)