POJOKBANDUNG.com, JAKARTA – Calon bupati Wonogiri, Joko Sutopo yang dinobatkan sebagai pemenang hitung cepat versi (quick count) lembaga survei tak mau langsung bereuforia. Joko yang berpasangan dengan Edy Santosa memilih menunggu rekapitulasi resmi versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri.
“Kami berharap hasil hitung cepat ini tidak berubah dengan hasil real count. Kami akan mengikuti tahapan penghitungan yang dilakukan KPUD,” ujar Joko melalui layanan pesan singkat ke media, Rabu (9/12) malam.
Politikus PDIP yang lebih akrab disapa dengan panggilan Mas Jekek itu pun mengapresiasi dukungan pemilih. Menurutnya, dukungan itu merupakan bukti adanya kepercayaan. “Kami berterima kasih kepada pemilih yang memberikan kepercayaannya,” tutur calon bupati Wonogiri bernomor urut 2 di surat suara itu.
Joko yang dalam setiap kesempatan tak malu-malu mengaku sebagai anak tukang jamu, juga mengucapkan terima kasihnya kepada partai politik pengusung. Yakni PDI Perjuangan, Golkar, NasDem dan PKB.
Politikus kelahiran Wonogiri pada 24 Januari 1974 itu menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan relawan dan seniornya di politik. “Khususnya dukungan penuh senior saya Mas Bambang Pacul (Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto, red,” papar Joko.
Sebelumnya, lembaga survei Pandawa Research mengumumkan Joko-Edy telah memenangi hitung cepat hasil pilkada Wonogiri. Joko-Edy mengalahkan duet Hamid Noor Yasin-Wawan Setyo Nugroho yang diusung koalisi Gerindra, PAN dan Partai Demokrat.
Berdasarkan hasil hitung cepat itu Joko-Edy unggul dengan 53,79 persen suara. Sedangkan Hamid-Wawan meraih dukungan 46,21 persen suara.
Menurut Direktur Eksekutif Pandawa Research, Eka Kusmayadi, hal yang membuat Joko-Edy menang karena dianggap merakyat. “Pasangan Joko Sutopo dan Edy Santosa adalah figur pasangan disebut lebih merakyat oleh publik dan pemilih di Kabupaten Wonogiri,” katanya.(ara/JPNN)