POJOKBANDUNG.com,PANGALENGAN – Puluhan warga Pangalengan melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang PT Star Energy Geothermal Wayang Windu di Desa Kertamanah, Kecamatan Panglengan Kabupaten Bandung, Jumat (6/11). Mereka menuntut perusahaan pembangkit listrik panas bumi tersebut untuk mempekerjakan warga sekitar.
Koordinator aksi, Doris Dorianto mengatakan, jumlah pekerja lokal di PT Star Energy Geothermal Wayang Windu hanya berjumlah sekitar 20 persen saja, padahal sudah banyak warga Pangalengan yang mempunyai kualifikasi dan mampu bekerja sebagai teknisi di perusahaan tersebut. “Dalam pekerjaan sejenis, banyak warga Pangalengan sukes di daerah lain, tapi kenapa di rumah sendiri mereka tidak bisa,”tutur Doris.
Perusahaan tersebut, kata Doris seperti mempersulit para pelamar asal Pangalengan. Kalau ada yang melamar pekerjaan, pihak perusahaan selalu beralasan jika pelamar lokal kurang pengalaman atau tidak mempnyai sertifikat.
“Padahal, sudah ada perjanjian antara Masyarakat dengan perusahaan, dimana mereka harus mengutamakan pelamar lokal. Tapi banyak pelamr yang dipingpong selama berbulan-bulan dan akhirnya tidak diterima bekerja,”papaarnya.
Dalam poster-poster yang dibentangkan dalam aksi tersebut, para pengunjuk rasa pun menuntut Star Energy Geothermal transparan dalam menyalurkan program CSR dan memberikan listrik gratis kepada warga.
Kapolsek Pangalengan, Kompol Nanang, mengatakan aksi tersebut diamankan 25 anggota Polsek Pangalengan dan 100 anggota Polres Bandung. Aksi tersebut berjalan kondusif dan berujung mediasi dengan Star Energy Geothermal.
“Awalnya mereka yang berjumlah 260 orang mendatangi Polres Bandung, kemudian 30 di antatanya melaksanakan aksi di sini. Kami berupaya memediasikan pengunjuk rasa dengan Star Energy,” katanya.
Pihak Star Energy Geothermal enggan memberikan keterangannya ihwal unjuk rasa dan hasil mediasi tersebut. Alasannya, hanya pihak kantor pusat di Jakarta yang dapat membuat pernyataan atau jawaban atas pertanyaan apapun terkait dengan perusahaannya. (mld)