Blusukan Cabup Deki, Jalan Kaki ke Perkampungan di Kabupaten Bandung

dekky

Metode kampanye Cabup yakni mendatangi rumah warga satu persatu di daerah yang dilewatinya, seperti yang dilakukan oleh Calon Bupati yang diusung oleh PDIP dan Demokrat tersebut di Kampung Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Rabu (4/11/2015).

POJOKBANDUNG.com, BOJONGSOANG – Masa kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bandung 2015 dimanfaatkan oleh Calon Bupati Bandung nomor urut 3, Deki Fajar menyerap masukan dari masyarakat.

Metode kampanye yang dilakukannya, mendatangi rumah warga satu persatu di daerah yang dilewatinya, seperti yang dilakukan oleh Calon Bupati yang diusung oleh PDIP dan Demokrat tersebut di Kampung Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Rabu (4/11/2015).

Dengan berjalan kaki ditemani tim yang berjumlah kurang dari sepuluh orang, dia mendatangi rumah-rumah warga yang dilewatinya, begitu juga dengan orang-orang yang berpapasan, dia salami sambil memperkenalkan diri atau berdialog terkait masalah yang dihadapi oleh Masyarakat. “Memang saya seperti ini, biasa jalan kaki,”ujarnya.

Cara seperti itu, dipandang lebih efektif daripada kampanye dengan mengumpulkan massa, terlebih bagi calon yang tidak terlalu popular, sehingga masyarakat bisa langsung mengenalnya. Selain lebih bisa dekat dengan pemilih, juga bisa menyerap masukan dari Masyarakat.

“Dengan cara seperti ini, saya bisa menyerap informasi dari masyarakat secara langsung,juga bisa langsung melihat permasalahan yang dihadapi disebuah lingkungan, jadi kedepan jika saya terpilih bisa mengambil kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sebuah daerah,”katanya.

Dari hasil ‘penjelajahannya’di 31 kecamatan se-Kabupaten Bandung, dia bisa menilai jika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah kurang merata. Dicontohkannya, di beberapa wilayah telah terdapat TPS (tempt Pembuangan Sampah Sementara), namun di daerah lain justru masih kekurangn.

“Beberapa wilayah, seperti di Desa Cipagalo, ketersediaan TPS masih kurang. Akhirnya, banyak masyarakat yang membuang sampah ke sungai atau dibakar, kalau musim kemarau seperti saat ini memang tidak terlalu bermsalah, kecuali pada kesehatan, tapi saat musim hujan, sampah yang dibuang ke sungai bisa menyebabkan banjir, juga pencemaran,”paparnya.

Disisi lain, pembangunan infrastruktur juga tidak merata diseluruh wilayah. Beberapa wilayah, masih banyak perkampungan yang belum tersentuh pembangunan infrastruktur, padahal Masyarakat sangat membutuhkannya, namun di beberapa wilayah lainnya, pembangunan terus dilakukan.

Selain itu, metode pembangunannnya juga kurang ideal. Menurut Deki, pembangunan infrastuktur jalan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, hanya membangun jalan sebagai aksebilitas saja, tanpa memperhatikan unsur lain seperti drainase. “Pembangunan infrastruktur jalan memang dilakukan, tapi tidak disertai dengan pembangunan drainase. Seharusnya, sebelum membangun jalan, drainase dulu yang dibuat,” katanya.

Di wilayah-wilayah pelosok, seperti Kertasari, kepemilikan lahan menjadi masalah yang dihadapi oleh masyarakat, padahal wilayah tersebut merupakan salah satu sentra pertanian di Kabupaten Bandung.

Namun, masih banyak Masyarakat yang tidak mempunyai lahan garap, akibatnya banyak kasus-kasus penyerobotan lahan milik perkebunan. “Harus dipikirkan penyelesaian lahan garap pertanian seperti di Kertasari. Karena masyarakat tidak mempunyai lahan, akhirnya menyerobot lahan dan melakukan pebebangan, akibatnya hutan menjadi gundul,”imbuhnya.

Lebih lanjut Deki mengatakan, hasil selama dia blusukan di wilayah Kabupaten Bandung, dia mempunyai beberapa program yang akan diterapkan jika dia terpilih menjadi Bupati kedepan.

Salah satu program yang akan menjadi fokus garapnya adalah pendidikan gratis sampai SMA. Selainitu, pemerintahan yang dipimpinnya akan memperhatikan nasib guru honorer dan guru Paud (Pendidikan Anak Usia Dini). “Basis pendidikan itu ada di Paud, tapi nasib para gurunya memprihatinkan. Mereka harus diperhatikan, terutama masalah insentifnya,”ungkapnya.

Dalam bidang Ekonomi, Deki juga menjanjikan akan lebih memperhatikan para pelaku UMKM. Disebutkannya, saat ini potensi UMKM Kabupaten Bandung cukup besar, dimana banyak produk ungguulan ekonomi kreatif berbasis lokal.

“Potensi UMKM cukup besar, tapi banyak terkendala modal. Pemdaharus berani memberikan stimulan kepada mereka, seperti kemudahan pinjaman modal melalui BPR yang tidak memberatkan. Karena BPR merupakan perusahaan milik pemerintah daerah,”tandasnya. (mld)

Feeds