POJOKBANDUNG.com, PERSIB – Persib Bandung pesimistis hadapai turnamen Piala Jendral Sudirman. Pelatih Persib Djadjang Nurdjaman mengakui persiapan yang dilakukan timnya saat ini kurang sempurna.
Tidak lengkapnya pemain dan waktu yang sempit menjadi alasan kurang percaya dirinya Djadjang menghadapi turnamen yang digagas Mahaka ini. Apalagi, keengganan berlatih pemain tidak lepas dari belum jelasnya status pemain. Pemain berharap pada Piala Jendral Sudirman, status mereka sebagai pemain yang dikontrak tidak lagi per pertandingan seperti saat Piala Presiden lalu.
Djadjang mengakui sebelumnya, ia punya ambisi cukup besar kembali angkat tropi Piala Jendral Sudirman. Namun, harapan itu sepertinya memudar dengan kondisi yang dihadapi tim saat ini. Bahkan, kickoff yang dipercepat dari 14 November menjadi 10 November juga menjadi kendala cukup serius dihadapi Maung Bandung.
“Sebetulnya kita ingin berbicara jauh di turnamen ini namun lihat persiapan kita seperti ini realistis saja. Sampai saat ini dan sampai keberangkatan kita tidak akan lengkap, itu sulitnya pemain tidak dikontrak,” kata Djadjang di Mess Persib, Selasa (3/11/2015).
Pelatih yang akrab disapa Djanur ini mengakui jika saat ini pihaknya dengan manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB). Tidak dipungkiri jika manajemen belum dapat merealisasikan permintaan pemain terkait kontrak.
Hal itupun berdampak pada psikologis pemain dan tim yang saat ini masih digantung oleh manajemen.
“Belum bicara lebih jauh, memang manajemen keberatan karena belum adanya kejelasan soal kompetisi. Pasti berdampak pada psikologis pemain karena semua ingin bermain (kompetisi penuh),” ujarnya.
Dengan situasi seperti ini, Djanur tidak menampik jika saat ini saat tersulit untuk Persib. Latihan yang diikuti 10 pemain tersebut dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
“Kurang ideal sangat jauh dari ideal jadi kali ini saya aga kurang PD (percaya diri) dengan persiapan. Setelah juara orang ingin melihat penampilan juara seperti apa di turnamen berikutnya, tapi persiapan seperti ini sulit,” tuturnya.
Bahkan dengan kondisi seperti sekarang, pelatih kelahiran Sumedang itu tentunya sangat menguras pikiran. Karena tentunya ekspektasi dari masyarakat terhadap Persib sebagai juara pastinya sangat besar.
“Bahkan kalau boleh memilih tapi itu tidak mungkin, sebetulnya boleh dikatakan saya tidak siap dengan turnamen ini. Tapi kan ga mungkin kita ga ikut. Lawan juga pasti memiliki ekspektasi seperti itu (lawan juara) sementara kita jauh dari normal,” pungkasnya. (pra)