POJOKBANDUNG.com, BANDUNG-Revolusi mental yang didengung-dengungkan pemerintah berlaku menyeluruh. Tak terkecuali, aparat kepolisian di Kota Bandung. Nah, kali ini, Polrestabes Bandung menggelar pelatihan revolusi mental kepada 74 personilnya. Pelatihan di aula Markas Polrestabes Bandung, Jalan Jawa, sejak Senin (2/11) hingga akhir pekan nanti itu, diikuti para perwira pertama dan perwira menengah.
Kasubbag Humas Polrestabes Bandung, Kompol Reny Marthaliana, mengatakan, pelatihan tersebut merupakan program Mabes Polri yang wajib diikuti para anggotanya. Menurutnya, para personil tersebut merupakan kepala polsek, kepala unit, dan wakil kepala satuan.
“Program ini berlangsung selama seminggu. Pelaksanaannya sendiri dibagi tiga gelombang,” ujar Reny di Markas Polrestabes Bandung.
Gelombang pertama diikuti 25 personil dimulai 2- 3 November 2015. Gelombang kedua diikuti 24 personil dimulai 4 sampai 5 November 2015. Sedangkan gelombang ketiga diikuti 25 personil yang pelaksanaannya pada 6-7 November.
“Pelatihnya sendiri adalah wakapolrestabes, kabagsumda, Kapolsek Andir, dan panit patwal. Mereka sebelumnya sudah ikut pelatihan di SPN beberapa waktu lalu,” ujar Reny.
Menurut Reny, para peserta akan menerima sembilan materi pelatihan. Antara lain, NAC (Neuro Associative Conditioning), IPS (inter Personal skill), pendidikan budaya antikorupsi, dan 12 nilai karakter kebhayangkaraan.
Selain itu, materi berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi (mandiri dan kreatif), kepribadian dalam berbudaya (gotong royong dan saling menghargai), action plan (rencana aksi) dalam tugas polri dalam hidup bermasyarakat), dan implementasi action plan di kehidupan sehari-hari dan dalam pelaksanaan tugasnya.
“Metodenya pelatihan dan penyampaian materi dilakukan dengan cara tanya jawab, praktik seperti bermain sambil belajar, ceramah, edutainment, diskusi, entertainment, game, lapangan, dan implementasinya,” ungkap Reny.
Tujuan pelatihan tersebut, lanjut Reny, mengubah perilaku anggota polri dari yang tadinya tidak baik menjadi baik dan yang tadinya baik menjadi lebih baik lagi.
Menurutnya, pelatihan itu sekaligus mengubah pola pikir anggota Polri untuk menjadi personil yang baik.
“Ini tindak lanjut dari sebagaimana nawacita, yaitu perubahan karakter bangsa yang dituangkan dalam quick wins polri nomor enam. Polri sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik,” jelas Reny.
Dikatakan Reny, nantinya setiap anggota akan diberikan sertifikat telah mengikuti pelatrihan revolusi mental. Selain menjadi penilaian, sertifikat itu menandakan para peserta telah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
“Perubahan mental itu kini tidak dipengaruhi perilaku atasannya lagi. Namanya perubahan itu harus dari diri sendiri. Karena perilaku buruk tak hanya dari pimpinannya saja. Tapi dari bawahan juga bisa,” pungkasnya. (cesar)