JAKARTA – Aksi pimpinan DPR yang memimpin sidang paripurna sambil mengenakan masker pada Jumat (30/10) lalu menuai kritik dari Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto.
Menurut Nico, pemakaian masker hanya memberikan dampak negatif bagi dewan.
Pasalnya, persepsi yang muncul adalah pimpinan DPR hanya melakukan pencitraan. “(Soal asap) bukan masalah yang bisa dijadikan pencitraan,” kata Nico usai diskusi “Akhirnya Jokowi Pakai APBN Sendiri” di Menteng, Jakarta, Sabtu (31/10/2015).
Menurut Nico, DPR seharusnya memiliki tindakan nyata berkaitan dengan bencana asap. Misalnya dengan turun langsung ke lapangan dan berinteraksi dengan korban.
“Banyak pimpinan DPR yang belum turun dan berinteraksi ke korban,” ucap Nico.
Ia pun mengkritik langkah DPR yang ingin membuat Panitia Khusus (Pansus) Asap. Nico menduga, ada maksud tertentu yang ingin didapat anggota dewan dengan membentuk pansus tersebut.
“Sepertinya mereka hanya ingin jalan-jalan ke negara lain untuk studi asap,” ungkap Nico.
Seperti diberitakan, kericuhan terjadi dalam sidang paripurna DPR. Kericuhan disebabkan aksi pimpinan Dewan yang memimpin rapat sembari mengenakan masker.
Pemakaian masker dilakukan sebagai bentuk empati terhadap korban asap di beberapa wilayah Indonesia. Namun, aksi itu ternyata berbuntut panjang. Sebab, pimpinan sidang tak melepas masker saat menyanyikan lagu Indonesia Raya. (gil/jpnn)