Produksi Susu di KBB Turun Dratis

ilustrasi susu sapi

ilustrasi susu sapi

POJOKBANDUNG.com, LEMBANG – Sejak tiga bulan terakhir produksi susu sapi di Kabupaten Bandung Barat mengalami penurunan drastis sekitar 30 persen. Hal itu dapat dilepaskan dari semakin berkurangnya pemberian pakan rumput segar sebagai akibat dari musim kemarau berkepanjangan.

Para Pengusaha maupun peternak pun dirugikan dengan penurunan jumlah produksi susu yang mengalami penurunan akibat kemarau berkepanjangan. Hal tersebut diungkapkam oleh salah satu Direktur Utama PT. Lambada Fresh Milk Asep Lukman Hermawan, dirinya menuturkan, terjadinya penurunan produksi yang mencapa 30 persen per hari.

“Dalam keadaan normal biasanya sekitar 1000 ekor sapi mampu menghasilkan 8000 liter susu segar per harinya. Pada musim kemarau keadaan berubah terjadi penurunan produksi yang luar biasa mencapai 30 persen perharinya,” kata Direktur Utama PT. Lambada Fresh Milk Asep Lukman Hermawan di Lembang, Selasa (27/10).

Pemberian pakan berupa rumput kering, pelepah pisang, dan makanan penggati rumput segar lainnya sangat berpengaruh besar terhadap produksi susu yang dihasilkan. Makanan pengganti itupun susah didapat jarang ditemukan di sekitar Lembang.

“Yang jadi persoalan untuk mendatangkan ilalang saja sampai harus bersusah payah mencari ke Kabupaten Subang. Itu artinya terjadi pembengkakan cost transportasi angkutan pengangkut ilalang. Pendapatan menurun, tapi di sisi lain pengeluaran malah bertambah,” keluhnya.

Menurutnya, kemarau panjang tahun 2015 menjadi yang terburuk bagi peternak sapi perah setelah tahun 2007. Untungnya penurunan produksi susu tidak dibarengi dengan penurunan kualitas susu dan harga. “Celaka kalau sampai harga jatuh dan kualitas susa jelek,” kata Asep Lukman.

Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat Adiyoto membenarkan bahwa selama musim kemarau terjadi penurunan produksi susu sapi. Secara umum penurunan produksinya berkisar antara 10 sampai 15 persen.

“Kalau perkelompok bisa jadi sampai 30 persen penurunannya, tapi kalau secara keseluruhan produksinya menurun antara 10 sampai 15 persen. Produksi susu di Kabupaten Bandung Barat sebanyak 200 ton per hari, sekrang turun menjadi 180 ton,” ungkap Adiyoto.

Ia tidak memungkiri bahwa pakan hijauan berupa rumput segar sangat membantu dalam memproduksi susu. Berkurangnya pakan hijauan masih dapat tertanggulangi dengan pakan konsentrat.

“Konsentrat sangat membantu dalam meningkatkan produksi susu, tapi karena rumpuit segar merupakan pakan utama sapi tetap saja produksi susunya tidak akan sama. Sapi yang banyak memakan rumput segar tingkat produktivitas susunya akan jauh lebih banyak,” ungkapnya.

Tahun ini Pemkab Bandung Barat memberikan bantuan 1000 ton konsentrat bagi 50 kelompok peternak sapi perah. Selama lima bulan pemerintah memberikan subsisdi konsentrat 2,5 kilogram per ekor sapi per hari.

“Sementara kebutuhan konsentrat per harinya sebanyak 7,5 kilogram per ekor. Paling tidak dengan subsidi 2,5 kilogram mengurangi pengeluaran biaya peternak untuk pembelian konsentrat,” pungkasnya.(bie)

Feeds