Kebakaran Hutan Kabupaten Bandung Ancam Satwa Liar

kebakaran hewan liar kabur

ilustrasi

POJOKBANDUNG.com, SOREANG-Kebakaran yang terjadi di beberapa titik hutan Kabupaten Bandung, sangat mengganggu dan mengancam kehidupan satwa liar. Soalnya, beberapa titik api berada di kawasan hutan konservasi seperti Kawasan Gunung Kareumbi Masigit.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II Balai besar Konservasi Sumberdaya Alam, Ae Priatna mengatakan, pihaknya berupaya mencari jejak satwa liar dan dilindungi di kawasan hutan yang terbakar. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan satwa-satwa tersebut tidak terganggu oleh kebakaran lahan dan hutan.

“Selain berupaya melakukan pemadaman, kami juga memeriksa tanda-tanda satwa seperti bulu, jejak atau kotoran di sekitar lokasi kebakaran dan wilayah lainnya,”tutur Ae, Rabu (28/10/2015).

Upaya pencarian jejak satwa liar dan dilindungi tersebut, untuk mencari tahu keberadaannya, ditakutkan ada satwa yang terjebak dalam kebakaran hutan.

Diketahui, beberapa satwa liar dan dilindungi menjauh dari lokasi kebakaran, seperti Elang Jawa yang terbang menghindari kawasan berasap dari kebakaran. Oa jawa dan kera ekor panjang juga meninggalkan kawasan hutan.

“Kemarau panjang memang menyebabkan kera ekor panjang dan Oa Jawa pergi karena sumber makanan habis. Jadi mereka pergi sebelum kebakaran,”katanya.

Luas hutan yang terbakar di Kabupaten Bandung, katanya, sekitar 100 hektare. Sangat kecil dibandingkan dengan luas keseluruhan hutan BBKSDA yang mencapai puluhan ribu hektare. Karenanya, satwa-satwa liar ini masih bisa melarikan diri ke kawasan hutan lainnya, bukan ke kawasan perkebunan atau permukiman.

“Tetapi kami tetap waspada jika ada hewan yang keluar kawasan hutan. Seperti penanganan kami di sekitar Gunung Kareumbi, terhadap kera yang mencuri kacang tanah dari kebun warga. Jika kebakaran terjadi terus-menerus, akan semakin mengganggu satwa-satwa di hutan,” katanya.

Di kawasan Gunung Kareumbi, Gunung Tilu, Burangrang, Tangkubanparahu, dan sekitarnya, kata Ae, terdapat hewan yang dilindungi, seperti macan tutul, oa jawa, elang jawa, ayam hutan, sejumlah jenis ular, burung, dan sebagainya. Juga hidup di dalamnya sejumlah jenis kera, musang, dan kelinci hutan.

“Tunggul-tunggul pohon di sejumlah titik kebakaran hutan masih menyala dan bisa saja hidup lagi apinya. Kondisi kebakaran di sini tidak separah di Sumatra dan Kalimantan, sehingga belum berpengaruh banyak pada kehidupan manusia dan hewan,” katanya. (mld)

Feeds