POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Insiden pemalakan terjadi di sekitar Taman Flexi Kota Bandung. Sejumlah kendaraan berpelat nomor B diberhentikan secara paksa oleh oknum bobotoh kemudian dimintai uang dalam jumlah tertentu.
Seorang korban, Dewi (45) bukan nama sebenarnya menuturkan, sekitar pukul 16.00 WIB dia berencana pulang ke Jakarta seusai wisata di Bandung. Ketika itu, dia berada di dalam mobil berlima, bersama suami dan tiga anaknya. Dari kawasan Jalan Ir Djuanda (Dago) bawah dia terjebak kemacetan di antara pawai para bobotoh.
Untuk menghindari kemacetan, mobil yang dikemudikan kemudian berbelok ke arah kiri, tepat di Taman Flexi. “Di situ tiba-tiba ada orang yang cegat di tengah jalan sambil pukul mobil. Lalu dia bilang, mau mobil hancur atau Rp 50.000, itu kata yang kurus. Udah saya kasih, datang lagi satu orang yang agak gemuk, dia minta lagi Rp 50.000. Jadi semua Rp 100.000. Suami saya kasih uang karena pertimbangan keselamatan, di mobil kan ada anak-anak juga,” ujarnya, Minggu (25/10/2015).
Seusai insiden tersebut, dia kemudian melaporkan kejadian yang dialami ke personel kepolisian yang berada di sekitar Cikapayang. Selanjutnya, korban bersama sejumlah personel datang ke lokasi pemalakan tersebut.
Saat bertemu kembali dengan kelompok orang yang tadi melakukan pemalakan, sempat terjadi cekcok mulut antara kedua pihak. Kelompok pemalak yang dimaksud terdiri dari dua orang dewasa, serta dua orang remaja yang tengah berada di dalam satu mobil dengan beratribut Persib. Ditengarai mereka dalam keadaan mabuk. Selanjutnya, kelompok oknum yang diduga melakukan pemalakan tersebut dibawa ke Polrestabes Bandung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut oleh Satuan Reskrim.
Dewi menuturkan, pihaknya ingin polisi menindakanjuti kasus ini hingga tuntas. Tindakan oknum tersebut tidak hanya meresahkan, tapi sudah merupakan kejahatan. Jika tidak ada tindakan tegas, dikhawatirkan akan terjadi kasus serupa.
“Jadi ini bukan soal uangnya, tapi saya merasa ini sudah kejahatan. Kalau tidak dilaporkan dan ditindaklanjuti, mungkin akan banyak korban lainnya,” katanya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Anton (26), bukan nama sebenarnya, salah seorang saksi yang berada di sekitar Taman Felxi saat kejadian. Ketika itu, dia tengah duduk-duduk bersama sejumlah temannya. Dari jarak sekitar 30 meter, dia melihat mobil yang ditumpangi keluarga Dewi dipalak kelompok oknum bobotoh.
“Itu bukan mobil satu-satunya, sebelumnya sudah ada empat atau lima mobil yang dicegat juga,” katanya.
Mendapati kejadian tersebut, dia langsung melapor kepada polisi via telepon. Selanjutnya, dia memberikan keterangan kepada polisi sebagai saksi untuk proses hukum lebih lanjut.
Gangguan dan pemalakan oleh oknum bobotoh terhadap kendaraan pelat B juga sempat ramai di media sosial. Di twitter, bermunculan cuitan dugaan pemalakan dan gangguan lain oleh oknum bobotoh, di antaranya di Jalan Surapati, Jalan BKR, serta kawasan Dago. (cesar)