POJOKBANDUNG.com, RANCAEKEK – Pertumbuhan industri di kawasan Rancaekek Kabupaten Bandung menjadikan pertanian di wilayah tersebut menjadi menurun. Ketersediaan air yang terus berkurang membuat petani terpaksa menggunakan air limbah untuk mengairi sawahnya.
Salah seorang petani di Rancaekek, Durahman ,60, mengatakan, pertumbuhan Industri di kawasan Rancaekek turut mempengaruhi kualitas dari hasil sawah. Tumbuhnya industri membuat lahan pertanian menjadi berkurang. “Tahun 80-an mah di sini sawah semua, sekarang sudah banyak pabrik,”tutur Durahman, Jumat (23/10/2015).
Selain lahan sawah semakin berkurang, kualitas tanah juga menjadi semakin buruk, akibat dari pengendapan limbah industri yang dibuang langsung ke sungai tanpa melakukan pengolahan.
Menurut Durahman, dahulu kawasan rancaekek mempunyai tanah yang subur, sehingga banyak warga yang mengandalkan hidupnya dari hasil pertanian. “Sekarang mah tanah sawah juga keras, tidak gembur seperti dulu,” ucapnya.
Petani lainnya, Noor Rahma Julia, 40, mengatakan hal serupa, selain lahan yang sudah tidak subur lagi, para petani kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawahnya.
Padahal, 20-30 tahun lalu di kawasan tersebut tidak pernah kekurangan air untuk pengairan lahan pertanian juga untuk kebutuhan sehari-hari. Pada masa itu, sungai Cimande menjadi andalah karena mempunyai air jernih yang bisa menutupi kebutuhan rumah tangga dan pertanian. “Sekarang mah, sungai Cimandenya sudah hitam. penuh limbah pabrik,”ungkapnya.
Setelah pabrik-pabrik berdiri di kawasan Rancaekek dan Sumedang pada sekitar 1980-an, tak hanya warga yang menjadi korban tapi, juga petani. Karena, bukan lagi air yang mengaliri lahan pertanian di Rancaekek, melainkan limbah. Limbah-limbah dari sejumlah pabrik dibuang ke sungai Cimande. Dan, mau tak mau, petani terpaksa menggunakannya sebagai sumber air sawahnya.
Apalagi, di musim kemarau ini, pasokan air menjadi berkurang. Petani pun menjadi kesulitan untuk memanen hasil pertaniannya, seperti padi misalnya. Pasokan air untuk memenuhi lahan pertanian di wilayah tersebut amat minim, sehingga banyak padi yang mengering. (mld)