Rombongan SMPN 1 Majalaya Dilempari

ilustrasi

ilustrasi

POJOKBANDUNG.com, MAJALAYA – Karena dilempari batu oleh sekelompok orang yang diduga oknum suporter sepakbola di Jakarta, SMPN 1 Majalaya Kabupaten Bandung batal melakukan praktek Pengenalan Lapangan ke Banten.
Ketua Panitia Prekatek Pengenalan Lapangan SMPN 1 Majalayya, Yayan Jaka memaparkan, sebanyak 364 pelajar dan 35 guru pembimbing pada Jumat (16/10) lalu bertolak dari Majalaya menggunakan tujuh bus sekitar pukul 21.00.
Mereka akan melaksanakan praktek pengenalan lapangan ke sejumlah tempat seperti Mesjid Agung Banten, Museum Banten, Pantai Karang Bolong dan Pantai Carita. Namun, ditengah perjalanan mereka dicegat oleh sekelompok orang yang diduga merupakan suporter sepakbola asal Jakarta pada Sabut (17/10) dini hari. “Kami baru keluar dari gerbang Tol Cawang sekitar pukul 01.30, ada sepeda motor dengan tiga orang remaja berusaha mmencegat bus,”tutur Yayan.
Tidak lama berselang, muncul ratusan orang dari tempat-tempat gelap di pinggir jalan tol dan melempari rombongan bus yang berisi para pelaja SMPN 1 Majalaya tersebut dengan batu, botol dan pavingblok. “Mereka melempari kami sambil meneriakan ‘The Jack Mania’,”ungkapnya.
Mendapat serangan seperti itu, para pelajar dan guru pembimbing berusaha melindungi dari dari lemparan, dengan cara tiarap dan menjadikan tas sebagai tameng. “Untungnya sopir tetap fokus dan tidak berhenti, kalau saja bus berhenti kami tidak tahu apa yang akan terjadi,”katanya.
Walaupun bus melaju, para penghadang masih terus berusaha mengejarnya sambil melempari bus. Menurut Yayan, beberapa kendaraan yang berada di belakang rombongan SMpN 1 Majalaya juga terkena amukan masa.
“Yang saya lihat, mobil plat D dilempari juga,”ungkapnya.
Walaupun tidak ada pelajar yang terluka dalam insiden tersebut, namun bus yang mereka tumpangi mengalami rusak, kaca-kacanya pecah dan badan mobil penyok. “Karena pelajar paa syok, akhirnya kami memutuskan membatalkan praktek pengenalan lapangan ke Banten dan kembali ke Bandung,”katanya.
Lebih lanjut Yayan mengatakan, saat kejadian tidak terlihat satu orang pun polisi di lokasi. Rombongan baru bertemu dengan seorang polisi sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian. Polisi tersebut diminta untuk mengawal rombongan kembali ke Bandung.
Insiden tersebut sangat disayangkan oleh Yayan. Menurutnya, kalaupun pencegatan tersebut karena permusuhan suporter sepakbola dimana Persib Bandung akan bertanding di GBK, seharusnya para suporter bisa melihat sasaran sebelum melakukan aksi anarkis.
“Kami hanya guru dan siswa-siswinya, bukan suporter sepakbola. Kalau mereka jantan, harusnya lihat siapa lawannya, bukan asal serang seperti teroris. Apa hubungannya mereka dengan pertandingan antara Persib dan Sriwijaya. Mereka malah merusak citra daerahnya sendiri. Dan apa hubungannya kami dengan kepentingan mereka sampai ikut menjadi korban,”tandasnya.
Bupati Bandung, Dadang M Naser mengecam keras pelaku pelemparan bus rombongan study toru SMPN 1 Majalaya tersebut. Dia menilai tindakan para pelaku yang berjumlah ratusan merupakan tindakan pengecut.
“Itu jelas tindakan pengecut. Main lempar batu pada malam hari tanpa jelas sasaran. Apalagi, ini yang dilempar bus yang membawa anak-anak SMP,”ujar Dadang.
Dadang meminta kepada aparat kepolisian di Jakarta untuk mengusut tuntas peristiwa ini. Menurut Dadang, aksi pelemparan ini sudah merupakan tindakan kriminal yang harus diberi sanksi tegas supaya memiliki efek jera. “Kalaupun tidak terluka secara fisik, tentu itu akan berdampak secara psikologis,”kata Dadang.
Dadang mengapresiasi langkah para guru yang langsung membatalkan study tour. Menurut dia, keselamatan serta pemulihan para siswa lebih penting daripada study tour. (mld)

Feeds