Aduh..Kirmir Malah Dibangun Rumah

bersihkan sungai_khairizal maris (1)

DBMP Kota Bandung mencatat, hampir 50 persen dari seluruh sungai di Kota Bandung kirmirnya dibangun untuk rumah tinggal. warga.

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung mencatat, hampir 50 persen dari seluruh sungai di Kota Bandung kirmirnya dibangun untuk rumah tinggal warga.

“Kalau kita membangun kirmir, warga sekitar malah seperti disediakan tempat untuk membangun rumah,” ujar Kepala Seksi Pemeliharaan Pengairan, Bidan Pengairan DBMP Kota Bandung, R Deni Saputra kepada wartawan, Jumat (16/10/2015).

Menurut Deni, sungai yang kirmirnya paling banyak dibangun warga sebagai tempat tinggal adalah, Sungai Cikapayang dengan titik paling padat di daerah Jalan Cibadak, Otista dan Astana Anyar. Sehingga di kawasan itu rawat terjadi kirmir jebol, karena usia kirmirnya juga yang terbilang tua.

Sungai Cikapayang ini, lanjut Deni, termasuk yang paling panjang di Kota Bandung. Sungai ada di kawasan Husein, dan hilirnya ada di daerah Mohamd Toha. Meski demikian, Deni mengaku tidak tahu persis berapa persis panjang sungai tersebut. “Kita kesulitan melakukan pemeliharaan, karena tidak ada akses jalan menuju kirmirnya. Kalau mau menjangkau kirmir, ya kita harus masuk dulu ke rumah orang,” terangnya.

Pembangunan rumah di bantaran sungai menjadi salah satu penyebab penyempitan sungai. Hal itu juga yang mengakibatkan kerap terjadi longsor atau banjir. DBMP sendiri, lanjut Deni, bukan tidak melakukan usaha agar warga tidak membangun rumah di atas kirmir. Namun, usaha yang ilakukan dengan menggandeng aparat kewilayahan, tidak cukup berhasil. “Kami sudah meminta lurah, bahkan RT dan RW untuk mengingatkan warga, tapi tidak diindahkan warga,” tambahnya.

Warga bantaran sungai, seharusnya tidakmendapatkan fasilitas, seperti sambungan listrik, KTP atau fasilitas lain dari negara. “Di sini lah sulitnya. Bangunan yang mereka tinggali merupakan bangunan ilegal, tapi mereka mendapat hak yang sama dengan warga lain,” sesalnya.

Di seksi yang dipimpin Deni, tersedia anggaran sebesar Rp 12,1 miliar. Ini digunakan untuk perbaikan kirmir yang rusak, meski untuk pengerjaannya membutuhkan kerjasama dengan pihak ketiga. Juga untuk pembelian bahan seperti jas hujan, karung, peralatan kebersian, dan upah kerja untuk sekitar 52 orang pasukan katak.

“Walaupun kami punya pasukan katak, namun tetap bukan hal yang mudah untuk membersihkan sampah di sungai. Karena, sulitnya akses jalan ke sungai,” tegasnya.

Untuk itu, kini pihaknya menyediakan 160 troli dan 52 unit roda sampah untuk mengangkut sampah dari bantaran sungai. “Kami hanya bertanggungjawab untuk sampah yang ada di sungai,” pungkasnya. (atty)

Feeds

Hindari Calo, Klaim JHT Gratis Tanpa Biaya

Hindari Calo, Klaim JHT Gratis tanpa Biaya

POJOKBANDUNG.COM, CIMAHI – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK mengingatkan kepada peserta agar mewaspadai calo atau jasa pencairan terutama …

Di Subang, Satu Anggota Dewan Bakal di PAW

POJOKBANDUNG.COM, SUBANG-DPRD Kabupaten Subang bakal menggelar prosesi Pergantian Antar Waktu (PAW) anggota DPRD dari Partai Gerindra, H. Aceng Kudus. Hal …
Pj Bupati Subang Bertemu Para Camat, Ada Apa?

Pj Bupati Subang Bertemu Para Camat, Ada Apa?

POJOKBANDUNG.COM, SUBANG- Pj Bupati Subang Imran ajak para camat untuk memahami tentang arti ‘kebersamaan”. Menurut Imran kebersamaan itu sangat penting. …