POJOKBANDUNG.com, CIMAHI – Tiap tahunnya film animasi dunia sudah bisa menghasilkan pendapatan hingga US$ 467 miliar atau setara dengan Rp.6.680 triliun dengan market share sebesar 14,34% untuk berbagai jenis film dengan estimasi pertumbuhan 10-12% pertahunnya.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, menuturkan, untuk lebih menumbuhkan industri kreatif dalam negeri, pihaknya mendorong agar Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) bisa menjadi salah satu skema pembiayaan bagi para animator lokal yang membutuhkan pembiayaan.
“Kita kini tengah merancang skema pembiayaan terkait pemanfaatan HaKI sehingga bisa menjadi agunan untuk mendapatkan biaya permodalan dari lembaga keuangan,” ujarnya.
Triawan mengatakan, melalui skema tersebut diharapkan menjadi sumber alternatif pendanaan bagi animator dalam mengembangkan ekonomi kreatif.
“Pergerakan animator dunia sangat perlu didukung dengan daya saing hasil karya anak negeri baik nasional maupun internasional, karena sangat besar sekali pasar yang bisa dimanfaatkan,” katanya.
Menurutnya, pihaknya telah melakukan banyak terobosan dalam pengembangan animasi dalam negeri dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari asosiasi hingga perguruan tinggi.
“Harapannya agar masyarakat tidak hanya dilatih kemampuan teknis, namun juga bisa mengembangkannya. Berbagai terobosan ywng telah dilakukan diantaranya, mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada dan mengembangkan fokus sistem industri animasi dunia,” jelasnya.
Selain itu, tambah Triawan, pihaknya pun menginginkan agar pelaku animator ini mendapatkan insentif perpajakan. Sementara itu terkait potensi animator lokal, menurutnya kualitas animator lokal sudah setara dengan animator dunia.
“Mereka hanya perlu mengembangkan jalan cerita dan karakter tersendiri yang bisa menjadi selling point. Dengan adanya BIAF ini, sangat bagus untuk menjadi ajang edukasi serta bisa juga memperkuat ekonomi daerah,” ungkapnya.
(RadarBandung/ham)