Pertumbuhan Ekonomi Jabar Diprediksi Meningkat

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat (paling kiri) menggelar jumpa pers Hasil RDG dan Perkembangan Indikator Ekonomi Jabar, di Bandung, Jumat (11/8).  (ramdhani)

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat (paling kiri) menggelar jumpa pers Hasil RDG dan Perkembangan Indikator Ekonomi Jabar, di Bandung, Jumat (11/8). (ramdhani)

BANDUNG—Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan III 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dan tumbuh pada rentang 5,2 %-5,6% (yoy). Dari sisi pengeluaran, perkiraan  peningkatan  terutama  bersumber  dari  konsumsi  pemerintah, investasi, dan  ekspor luar negeri.  Sementara  dari sisi lapangan usaha, penopang  pertumbuhan  diperkirakan dari  LU pertanian, industri pengolahan, dan jasa- jasa (khususnya pendidikan).

“Terdapat beberapa faktor pendorong pertumbuhan di triwulan III 2017, antara lain meliputi  meningkatnya belanja pemerintah seiring pembayaran gaji  ke-13 untuk PNS, meningkatnya permintaan dari Amerika Serikat tercermin dari peningkatan PMI As di Juli 2017 dan  meningkatnya kegiatan konstrusi mempertimbangkan  periode kerja yang lebih panjang dibanding triwulan II yang banyak diisi dengan libur,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat kepada media di Gedung BI jabar, Bandung, kemarin.

Faktor lainnya, lanjut Wiwiek, percepatan penyelesaian infrastruktur strategis dan peningkatan output industri otomotif pasca  beroperasinya pabrik, mobil baru.

Terdapat program prioritas,  Wiwiek menjelaskan, KPw BI Jabar akan menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar)  2017 regional Jawa.  Fesyar akan diselenggarakan di Pusdai Bandung pada 13-15 September 2017. Kegiatan ini  merupakan kegiatan road to Indonesia Sha’ria Economic Festival (ISEF) yang akan diselenggarakan Bank Indonesia di Surabaya.

Tema FESYAR Regional Jawa 2017 selaras denagn tema  ISEF 2017 yakni “Fostering Inclusive Economic Growth and Improving Resiliency through Closer Collavoration and Coordination”. Secara umum, FESYAR akan terdiri dari rangkaian  kegiatan Shari’a Economoc  Forum dan Shri’a Fair.

Terkait program prioritas kedua, BI bersama bersama Dinas Perdagangan/ perindustrian dan kepolisian resor di kota/ kabupatan telah melakukan penanganan KUPVA bukan Bank (BB) ilegal dengan melepaskan atributnya sebagai money changer . “Jumlah KUPVA BB berizin telah bertambah dari 14 KUPVA menjadi 37 KUPVA BB per Juli 2017,” pungkas Wiwiek. (nto)

loading...

Feeds