POJOKBANDUNG.com – Senin (22/5/2017) menjadi hari yang tak terlupakan bagi Nadya Meiza. Mahasiswi University of Manchester ini datang ke konser tur dunia Ariana Grande, diva berjuluk Dangerous Woman.
Bukannya pulang dengan kegembiraan, dia malah pulang ke rumah dengan ketakutan. Sebab bom meledak di Manchester Arena, tempat konser berlangsung.
Masih segar diingatan Nadya, ketika itu dia sedang menikmati konser di bagian samping panggung. Kejadian yang membuatnya merinding itu terjadi ketika sang superstar, Ariana Grande pamitan tanda konser telah usai.
Tidak lama, penyanyi asal Amerika Serikat itu langsung turun panggung.
Para penonton lantas berjalan ke pintu keluar. Tiba-tiba, teror itu datang. Terdengar suara ledakan sangat keras dan membuat orang-orang lari panik.
’Habis itu (setelah Ariana turun panggung), lampu Arena menyala, dan langsung ada ledakan suara: bang. kenceng banget,’’ ujarnya pada JawaPos.com (Grup Pojokbandung).
Nadya ikut menyelamatkan diri keluar dari Arena. Dia tidak memperdulikan di mana sumber ledakan itu berasal. Namun, dia yakin ada di dekat pintu keluar utama yang berada di tengah Manchester Arena.
’’Makanya saya dengar jelas banget waktu ada ledakan. Kencang banget suaranya,’’ imbuhnya.
Awalnya, dia mengira itu suara tembakan. Dia langsung panik dan ikut lari bersama orang-orang yang lain. Arahnya, ke pintu keluar terdekat. Digambarkan olehnya, saat itu suasana di dalam Arena dipenuhi dengan orang-orang yang bingung dan ketakutan.
’’Orang-orang berlarian tapi enggak sampai jatuh desak-desakan. Masalahnya, banyak anak kecil dan di bawah umur yang kepisah dari orangtuanya. Mereka panik, lari-lari keluar sendirian,’’ terangnya.
Nadya berusaha untuk bisa keluar secepat mungkin. Apalagi, saat disadari bahwa ledakan keras itu berasal dari bom. Setelah sampai di luar Arena, dia melihat ada orang yang kakinya terluka parah sampai mengeluarkan banyak darah di trotoar.
’’Polisi sudah bertebaran di lokasi, dan saya langsung lari menuju arah pulang ke rumah,’’ tuturnya.
Jarak antara rumah Nadya dan tempat konsernya sejauh 2,8 km. Dia memanfaatkan bus yang masih aktif untuk sampai ke rumah. Sampai tempat tinggal, dia masih kepikiran dengan apa yang baru saja terjadi. Namun, dia bersyukur tidak ada hal buruk yang menimpanya.
’’Sampai tidak bisa tidur. Saya ditelpon terus sama orang-orang nanyain bagaimana kabarnya. Sampai sekarang juga masih kepikiran,’’ terangnya.
Nadya heran, kenapa Manchester menjadi sasaran para teroris. Selama ini, kata dia, kota tersebut adem ayem saja dan aman. Sebelum ada ledakan, disebutnya tidak ada berita apa pun soal teroris di kotanya.
’’Makanya, saya kaget banget tiba-tiba ada kejadian seperti ini. Masih enggak percaya kalau ini beneran terjadi,’’ jelasnya.
Sementara, Wakil Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Greater Manchester (PPIGM) Arya Bhaswara menambahkan, teman-temannya yang menonton konser disebutnya aman.
Meski ia belum bisa memastikan ada tidaknya WNI yang menjadi korban, namun sejauh ini belum ada kabar buruk tersebut.
’’Di grup PPI Manchester pun belum ada yang memberi kabar buruk. Jadi, sejauh ini belum ada informasi bahwa ada WNI yang menjadi korban,’’ jelasnya.
(dim/jpg)