POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Akun Twitter Iwan Fals dua mencuit ucapan duka terkait meninggalnya maestro balada Leo Kristi.
“Tambur Jalanan,” tulis @iwanfals. Cuit tersebut disertai gambar cover album sang musikus berjudul “Nyanyian Tanah Merdeka” dan foto-foto Leo yang sedang bermain gitar.
Beberapa jam berikutnnya, akun @iwanfals kembali mencuit, “Innalilahi wa innailaihi rojiun RIP Leo Kristi Ya, Selamat Jalan Cak.” Cuit tersebut diikuti tanda kepalan tangan yang menyimbolkan semangat.
Cuitan Iwan Fals menunjukkan Leo Kristi bukan musikus sembarangan. Penyanyi senior berusia 67 tahun itu meninggal di Rumah Sakit Immanuel, Bandung, Minggu (21/5/2017) sekira pukul 00.30 dini hari.
Musisi yang membawakan lagu “Kereta Laju” – lagu ini kemudian dibawakan kembali band rock Boomerang – dirawat intensif selama empat hari di ICU karena kondisi kesehatannya menurun drastis.
Pria yang lahir di Surabaya, 8 Agustus 1949 dengan nama Imam Sukarno itu dibawa pihak keluarga sekitar pukul 6.30 WIB untuk disemayamkan di rumah duka di Jakarta, Jalan Bongas II E7 No, 17 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede Jakarta Timur.
Kakak Leo Kristi, Boni, mengatakan bahwa sebelum berpulang Leo dirawat di rumah sakit karena menderita disentri amoeba atau radang usus yang disebabkan oleh bakteri entamoeba histolytica. “Sakit disentri amoeba,” ucap Boni.
Boni menerangkan bahwa mula-mula Leo mengeluh diare dan tekanan darahnya turun drastis. Leo lalu segera dibawa ke rumah sakit.
Setelah dirawat dua hari, kondisi pelantun lagu “Lewat Kiaracondong” itu menurun, sehingga ia dipindah ke ruang ICU. “Lalu, agak membaik. Sekitar dua minggu lalu kembali ke ruang perawatan lagi.
Tapi, tadi malam drop lagi, enggak tahu kenapa sebabnya. Jadi, dimasukkan ke ICU lagi,” ucap Boni lagi.
Menurut Boni, pihak keluarga baru tahu penyakit Leo kira-kira dua minggu lalu, ketika Leo dirawat di rumah sakit.
Untuk diketahui, Leo mendirikan grup band beraliran rock progresif bernama Leon Trees bersama almarhum Gombloh dan Franky Sahilatua. Nadia & Atmosphere menjadi album perdana yang mereka rilis di tahun 1978.
Energi Leo dalam bermusik kemudian dituangkan dalam sebuah grup bernama Konser Rakyat Leo Kristi (KRLK) bersama Naniel Yakin, Mung Sriwijaya serta kakak beradik Lita Jonathans dan Jilly Jonathans.
Leo yang kerap mengenakan jubah hitam di setiap penampilannya sudah menelurkan sejumlah karya. Di antaranya, Nyanyian Fajar (1975), Nyanyian Malam (1976), Nyanyian Tanah Merdeka (1977), Nyanyian Cinta (1978), Nyanyian Tambur Jalanan (1980), Lintasan Hijau Hitam (1984), Biru Emas Bintang Tani (1985) yang gagal beredar.
Selain itu, Deretan Rel-rel Salam Dari Desa (1985) dikeluarkan dengan aransemen baru. Ada pula album Diapenta Anak Merdeka (1991), Catur Pramita dan tembang Lestari (1995) yang disebarkan secara terbatas.
Di era milenium, Leo menghasilkan album Warm, Fres dan Healthy (2010) dan album Hitam Putih Orche di tahun 2015.
Seluruh album yang dihasilkannya mempunyai satu nuansa yang sama. Dimulai dari lantunan balada, semangat cinta bangsaa, kisah rakyat dengan sentuhan folk dan country dibalut dengan lirik yang puitis.