Sekda Akui, Warga Bandung Masih Ada Ketimpangan Sosial

Sekda Kota Bandung Yossi Irianto

Sekda Kota Bandung Yossi Irianto

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG— Sekda Kota Bandung Yossi Irianto mengakui masih ada ketimpangan sosial antara warga miskin dan kaya di Kota Bandung.

“Ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun angka kemiskinan juga tinggi,” ujar Yossi kepada wartawan, Jumat (31/3).

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada 2016 mencapai 8,8 persen. Sedangkan angka kemiskinan berdasarkan LKPJ 2016Wali Kota Bandung sebanyak 44.170 rumah tangga sasaran (RTS).

“Itu menunjukkan bahwa masih ada ketimpangan antara warga miskin dan kaya,” tegas Yossi.

Karenanya Kota Bandung membuat struktur organisasi sendiri yang dinamai Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan. Menurut Yossi, ini merupakan komitmen Pemkot Bandung atas kepatuhannya kepada undang-undang yang mengisyaratkan warga miskin harus ditangung negara.

“Di Indonesia ini baru pertama, kemiskinan ditangani oleh dinas terpisah,” terangnya.

Selain itu, juga memberikan bantuan lewat kredit melati, agar warga miskin bisa menjalankan usaha sendiri.

Namun, lanjut Yossi, yang terpenting bukan hanya sekedar memberikan bantuan kepada warga miskin. Tapi, mereka juga harus mendapat edukasi, dan mengubah karakter.

“Yang harus diubah, bukan hanya karakter warga miskin, tapi juga warga kaya. Itu menjadi tanggungjawab dinas sosial,” terangnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kota Bandung Tono Rusdiantono mengatakan, pihaknya punya data miskin sendiri yang didapat dari Departemen Sosial.

“Berdasarkan data kami, jumlah warga miskin 63.255 RTS. Itu adalah warga miskin yang benar-benar harus dibantu. Sedangkan jumlah 44. 170 berdasarkan LKPJ, adalah data warga rawan miskin,” paparnya.

Soal edukasi warga, Tono mengatakan, akan melakukan sosialisasi kepada warga, agar tidak memberi sumbangan kepada PMKS.

“Lebih baik mereka memberikan sedekah kepada yayasan tertentu,” tambahnya.

Kepada warga miskin yang benar-benar membutuhkan bantuan, juga diharapkan meminta bantuan lewat yayasan. Sehingga bisa menjadikan pelajaran baik untuk warga miskin agar tidak selalu minta-minta.

“Karena, ada beberapa data yang menunjukkan PMKS yang meminta-minta di jalanan, sebenarnya kehidupannya tidak sulit,” pungkasnya. ‎(mur)

loading...

Feeds