POJOKBANDUNG.com – Pendiri perusahaan SpaceX dan CEO Tesla, Elon Musk, berencana membangun perusahaan yang membuat chip untuk ditanam ke otak manusia. Chip nantinya bisa terhubung ke komputer hingga meningkatkan kecerdasan manusia.
Dikutip dari The Verge, perusahaan tersebut bernama Neuralink. Produk perusahaan ini tujuan akhirnya membantu manusia menyatu dengan software komputer. Dengan demikian, kecerdasan manusia bisa dibantu dengan kecerdasan buatan.
Fungsi chip antara lain meningkatkan kapasitas memori dan memungkinkan terhubung langsung dengan komputer. Bahkan, pikiran manusia dapat dituangkan langsung ke dalam komputer.
Musk telah mengisyaratkan pembentukan Neuralink sejak enam bulan terakhir. “Seiring waktu saya pikir kita mungkin akan melihat merger kecerdasan biologis dan kecerdasan digital,” katanya.
Di Twitternya, ia juga menyinggung soal otak-komputer yang selama ini hanya ada dalam fiksi ilmiah. Namun hubungan penanaman alat pada tubuh manusia sebenarnya sudah dipraktekan di dunia medis. Misalnya implan dipakai untuk membantu memperbaiki efek Parkinson, epilepsi, dan penyakit neurodegenerative lainnya.
Tetapi operasi medis tersebut jumlahnya masih sedikit mengingat resikonya yang tinggi, dan hanya mereka yang telah kehabisan pilihan medis yang memilih menjalani operasi itu.
Pusat teknologi di AS, Silicon Valley dikabarkan tertarik dengan ide futuristik ini. Kernel, sebuah startup yang dibuat oleh Braintree co-founder Bryan Johnson, juga berusaha untuk meningkatkan kognisi manusia.
Mereka bahkan sudah menginvestasikan dana besar untuk membangun tim yang terdiri dari ahli saraf dan ahli teknologi untuk membuat otak kita lebih cepat dan lebih cerdas.
“Kami tahu jika kita menempatkan chip di otak dan melepaskan sinyal listrik, kita dapat memperbaiki gejala Parkinson,” kata Johnson kepada The Verge.
Johnson juga menegaskan keterlibatan Musk dengan Neuralink. Sementara The Wall Street Journal melaporkan, Neuralink didirikan sebagai perusahaan penelitian medis di California Juli lalu.
Hanya saja proyek tersebut memiliki rintangan besar. Peneliti Neuroscience mengatakan bahwa kita memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang bagaimana neuron dalam otak manusia berkomunikasi.
“Orang-orang hanya akan setuju dengan ide [dari implan] jika mereka memiliki kondisi medis yang sangat serius,” kata Blake Richards, seorang neuroscientist dan asisten profesor di University of Toronto.
“Orang sehat kebanyakan tidak akan nyaman mendengar gagasan dokter membuka tengkorak mereka.”