POJOKBANDUNG.com – Banyak pihak menyayangkan aksi bunuh diri yang disiarkan live di Facebook. Padahal di balik tayangan tersebut, ada efek sangat negatif.
Kabid Pemenuhan Hak Anak pada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri Amriel menegaskan, tindakan pelaku bunuh diri tersebut jelas salah. Ia pun meminta masyarakat tidak menonton aksi tersebut.
“Apa yang dilakukan teman-teman pelaku pada saat melakukan aksi tersebut? Jangan-jangan ini wujud bystander effect, yakni semakin banyak orang melihat kejadian tragis, kian rendah kecenderungan orang untuk menolong,” kata Reza kepada JPNN (Pojokbandung Group).
Dulu bystander effect terjadi di dunia nyata. Sekarang terjadi di dunia maya.
Psikolog forensik ini menyarankan masyarakat tidak menonton aksi-aksi tersebut karena bisa mendorong copycat suicide.
Yaitu orang yang mengakhiri hidupnya bukan karena depresi kronis, tapi karena kurang wawasan dan terinspirasi oleh aksi yang pernah ditonton sebelumnya (peniruan).
“Demi kepentingan umum, saya berharap polisi bisa menutup akun tersebut. Berkat medsos, kelakuan ini bisa sangat mudah menular (suicide contagion),” tegasnya.
“Kita boleh bersedih, merasa kehilangan. Namun demi kepentingan bersama, pesan yang harus kita garis bawahi adalah aksi tersebut salah besar! Salah! Salah! Jangan ditiru!”
Ia menegaskan, tindakan tersebut tidak menyelesaikan masalah. Sebaliknya, malah justru memperlebar dan menularkan masalah.
Sebelumnya diberitakan seorang pria bernama Indra melakukan aksi nekat bunuh diri. Detik-detik sebelum aksi nekat ini disiarkan langsung lewat Facebook-nya, Jumat (17/3/2017).