POJOKBANDUNG.com- KASUS pembunuhan Kim Jong-nam yang diduga melibatkan dua perempuan, sebenarnya tidak terlalu mengagetkan.
Sebab, menilik sejarah kasus penghilangan nyawa yang dikaitkan dengan Korea Utara, banyak perempuan yang memainkan peran utama. Meski begitu, mantan mata-mata Korut Kim Hyon-hui menyebutkan bahwa para pelaku pembunuhan Jong-nam tampak masih amatir.
”Saya merasa curiga. Tampaknya, mereka tidak mendapatkan pendidikan fisik dan psikologi yang ketat dan tidak dilatih di Korut,” tulis perempuan yang merupakan pelaku pengeboman pesawat milik maskapai Korean Air pada 1987 tersebut pada koran Mainichi.
Jika dibandingkan dengan Hyon-hui, dua perempuan yang diduga menjadi pelaku utama pembunuhan, Doan Thi Huong yang berasal dari Vietnam dan Siti Aisyah dari Serang, Indonesia, memang tidak ada apa-apanya.
Sebelum menjadi mata-mata Korut, Hyon-hui yang dikenal dengan nama alias Ok Hwa itu menghabiskan tujuh tahun untuk mempelajari seni menjadi mata-mata. Mulai bela diri, ketahanan fisik, hingga mempelajari bahasa dan budaya Jepang.
Dia memang ditugaskan menyamar sebagai orang Jepang untuk melaksanakan tugas meledakkan pesawat Korean Air tersebut. Perempuan berparas cantik itu berangkat dengan mata-mata Korut lain yang berpura-pura sebagai ayahnya. Akibat ulah mereka, 115 orang tewas.
Ok Hwa dan temannya ditangkap di Bahrain karena paspornya palsu. Temannya bunuh diri dengan menelan sianida yang tersimpan di dalam rokok. Ok Hwa melakukan hal serupa, tapi gagal.
Pemerintah Korut bisa dibilang seperti Rusia. Mereka kerap merekrut perempuan-perempuan cantik untuk dijadikan agen rahasia. Salah satu yang cukup terkenal adalah Won Jeong-hwa. Dia masuk ke unit komando khusus untuk dilatih menjadi agen rahasia.
Won diajari tentang bagaimana menggunakan senjata mematikan seperti jarum yang ujungnya beracun, bahan peledak, dan senjata-senjata lain. Dia dilatih bela diri dan melakukan peperangan di gunung. Hampir seluruh agen rahasia Korut memiliki kemampuan menyelam.
Mereka didoktrin sebelum diterjunkan ke lapangan. Pada 2001, dia berpura-pura membelot dan masuk ke Korsel. Dengan kecantikannya, Won berhasil menarik perhatian para petinggi militer. Begitu sudah dekat, dia menawarkan layanan seks sebagai ganti informasi-informasi penting yang dimiliki mereka.
Bahkan, dia mendapat julukan Mata Hari dari Korut. Mata Hari merujuk pada agen rahasia Jerman yang bernama Margaretha Gertruida Zelle. Perempuan yang dijuluki The Greatest Lady Spy itu berpura-pura menjadi penari erotis untuk mendapatkan berbagai informasi.