POJOKBANDUNG.com, SONAR, startup binaan Indigo.id bidang analitik dan monitoring media digital dan big data, memperoleh berbagai pencapaian signifikan dalam kurun dua tahun lebih berdiri.
CEO Sonar Amien Krisna mengatakan, pihaknya di awal tahun ini memiliki 29 klien yang umumnya berasal dari perusahaan ternama di tanah air dan atau perusahaan multinasional beroperasi di Indonesia.
“Kami baru saja deal dengan Indosat dan Home Credit. Eksiting kustomer lainnya antara lain XL Axiata, Pertamina, Bank Indonesia, Microsoft, Hewlett Packard, Freeport, dan Air Asia. Tahun ini kami targetkan bisa ekspansi ke luar negeri,” katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dengan jejaring pemasaran tersebut, seiring dengan kepuasan dari penggunanya, startup asal Jakarta ini pada tahun ini berencana ekspansi ke luar negeri. Terutama kawasan regional, seperti Filipina, Singapura, Malaysia, dan Australia.
Jejaring lain diperoleh setelah mengikuti inkubator Indigo Creative Nation, terutama dengan Telkom Group. Misalnya dari Divisi Digital Service, kolaborasi terjadi guna menganalisa big data dari pekerjaan di Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan.
“Kami dilibatkan dalam analisa big data terkait arus Lebaran, demikian pula Kementerian Pariwisata, sehingga dasar keputusan bisa lebih kuat diambil. Dalam waktu dekat, kami juga akan dipertemukan dengan Telkomsel,” sambungnya.
Jejaring tersebut dilengkapi dengan proses mentoring yang dinilainya handal dan bermanfaat, selain tentunya ada injeksi modal signifikan. Dengan klasifikasi market validation pada tahun 2016 lalu, Indigo memberikan dana sebagai kompensasi saham minoritas maksimal Rp2 miliar.
Sokongan semacam inilah yang membuat dirinya tak gentar untuk ekspansi internasional sekalipun sudah eksis sejumlah platform sejenis seperti Brandtology, Radian6 milik Salesforce, dan Sysomos.
“Melalui Indigo.id, kami juga jadi kenal sesama startup, yang sama potensialnya. Misal dengan Goers, sekarang kami sudah pasang sistem terbaru kami ke aplikasi mereka, sehingga nanti pas dijual ke luar sudah lebih matang,” sambung alumnus Gunadarma ini.
Menurut dia, sejak berdiri tahun 2014 lalu, pihaknya kini sudah memiliki 18 karyawan dengan mayoritas latar belakang di bidang teknologi informasi. Hal ini ditunjang dengan kerjasama erat sejumlah penyedia media sosial.
Sonar sejak awal telah bekerjasama langsung dengan Twitter, Inc, sehingga proses pengambilan data percakapan langsung dari sistem internal perusahan berlogo burung biru tersebut –bukan sekedar menangkap dari peranti lunak penyambung.
“Ini membuat kami bisa lebih cepat melaporkan apa yang terjadi di media sosial kepada klien kami, mulai dari trending pembicaraan, respon, hingga analisa sentimen yang muncul. Kami bisa sajikan maksimal satu jam setelah data dicuplik,” ujar pria yang lama menggeluti digital agency ini.
Sonar, sambung dia, juga sudah memasang sistem pemantauan sedikitnya 100 media massa daring di Indonesia, sehingga pelaporan dalam dashboard lebih komprehensif karena dipadukan dengan analitik media sosial tadi. Selain itu, ada pemindaian terhadap Facebook dan Instagram serta lima forum digital terbesar, bahkan pada blog berbasis Blogspot dan WordPress.
Secara sistem, Sonar mengklaim algoritma yang mereka buat lebih modern dan canggih. Ini membuat proses pencuplikan, pemrosesan, hingga pelaporan data dibuat lebih digital dengan kecepatan dan keakuratan dari sisi waktu.
Krisna mengklaim sistem miliknya lebih unggul dibandingkan pesaingnya, yang kini sudah banyak hadir di Jakarta maupun Bandung, karena penyajian pelaporan pun dibuat mudah difahami lengkap dengan konklusi. Ini membuat siapapun yang baca akan mudah faham sekalipun bukan ahli statistik dan atau pakar big data.
“Kami sarankan siapapun startup, perkuat dulu sistem sendiri. Uji diri sendiri hingga terbukti di industri sebelum memutuskan untuk menarik injeksi modal. Kami merasa cara ini lebih pas, setelah dua tahun bootstrap (dana sendiri, red) baru kami bergabung Indigo.id,” pungkasnya.(azm)