Fakta-Fakta Mengerikan Dibalik Tewasnya Keluarga Dodi Triono Usai Disekap di Kamar Mandi

Petugas tengan memeriksa kondisi para korban kekejian kawanan perampok di Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta. (Selasa 27/12).

Petugas tengan memeriksa kondisi para korban kekejian kawanan perampok di Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta. (Selasa 27/12).

POJOKBANDUNG.com, JAKARTA – Kasus kematian dalam ruangan kerap terjadi di dalam kendaraan. Penyebabnya, gas karbon monoksida (CO) yang menyebabkan oksigen terhambat.

Lalu, bagaimana jika terjadi di ruangan sempit dengan jumlah orang yang banyak seperti kasus kematian di Pulomas, Jakarta Timur?

“Kalau ruangan biasa, banyak penghuninya juga bisa (menyebabkan kekurangan oksigen),” kata salah satu anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Yunda Febriana, Senin (2/1).

Menurut Yunda, kekurangan oksigen dalam darah juga berpotensi menyebabkan kerusakan otak. Apalagi jika hal tersebut berlangsung secara terus-menerus.

Kemampuan seseorang biasa untuk bertahan di ruangan hampa udara, lanjutnya, hanya dalam hitungan detik. Karena saat seseorang keracunan CO, akan memicu lebih banyak karbon dioksida (CO2) dalam darah saat berkurangnya oksigen (O2) di ruangan.

“Kalau benar-benar hampa udara, (estimasi kematian) 20-30 detik sudah maksimal. Karena, lebih dari itu menyebabkan kerusakan otak,” papar dokter lulusan Universitas Malahayati Lampung itu.

Yunda juga memaparkan terkait ciri fisik kematian seseorang saat kekurangan oksigen dalam darah. Menurutnya, ciri paling mencolok dari korban kematian yang mengalami kekurangan oksigen dapat dilihat dari warna kulitnya yang terlihat lebih gelap.

“Kalau keracunan CO biasanya, (kondisi) mayatnya lebam kemerahan. Kalau kekurangan O2, warna kulit mayat lebih gelap,” urai dokter yang tergabun dalam Solidaritas Perempuan NKRI tersebut.

Sebelumnya, enam dari sebelas korban kasus dugaan pencurian dengan kekerasan di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jaktim, Selasa (27/12), dinyatakan tewas akibat kekurangan oksigen dalam darah.

Meski tidak ada indikasi lain terkait kematian korban, namun tidak penjelasan resmi dari kepolisian terkait ciri tubuh korban saat meregang nyawa.

“Hasil otopsi menyatakan korban meninggal karena kekurangan oksigen dalam darah. Tidak ada luka tusuk di tubuh korban. Darah yang mengalir dan membasahi almarhum itu dari hidung, karena ada sumbatan, jadi pecah pembuluh darah. Luka di kepala karena benturan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, Rabu (28/12). (rus/rmo/PS/pojokbandung)

loading...

Feeds

BPJAMSOSTEK Tasikmalaya Gelar Employee Volunteering

POJOKBANDUNG.com, TASIKMALAYA – BPJS Ketenagakerjaan Cabang Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Employee Volunteering bersih-bersih sampah Bersama Bank Sampah Belebet dalam rangka World …