POJOKBANDUNG.com- MEVLUT Mert Altintas, pelaku penembakan Dubes Rusia untuk Turki Andrei Karlo, sepertinya sudah merencanakan aksinya dengan matang.
Tanpa terlihat gugup atau tegang, Altintas menembak Karlov dengan tangan dingin.
Berdasar cerita fotografer Associated Press Burhan Ozbilici yang berada di lokasi kejadian, Altintas awalnya berdiri di belakang Karlov saat lelaki 62 tahun itu memberikan sambutan dalam pembukaan pemeran foto di Ankara, Turki.
Tanpa seorang pun sadar, tiba-tiba terdengar suara tembakkan dan Karvov ambruk ke lantai.
Dalam video yang menyebar di media sosial, pelaku meneriakkan beberapa kalimat. Seperti Allahu Akbar, jangan lupakan Aleppo! Jangan lupakan Syria! Aksi teror tersebut sepertinya merujuk pada hubungan antara Rusia dengan Syria.
Rusia memang membantu rejim Presiden Syria Bashar Al Assad untuk mengambil alih Aleppo yang dikuasi pemberontak.
Rusia juga menjadi sekutu paling kuat Al Assad dan melayangkan beberapa serangan udara ke Aleppo sejak September 2015.
Altintas sendiri adalah anggota pasukan khusus kepolisian. Usai kejadian tersebut, polisi menangkap keluarga lelaki 22 tahun itu.
Berdasar penyelidikan awal, Altintas memiliki hubungan dengan kudeta gagal yang berlangsung di Turki pada Juli lalu.
Ayah Altintas, Esrafil dan ibunya Hamidiye serta adik perempuannya Seher Ozeroglu, yang bekerja di toko baju, ditangkap di rumah mereka di Soke, Aydin.
”Ada petunjuk yang kuat kalau pelaku adalah pengikut ulama Fethullah Gulen,” kata seorang polisi.
Gulen disebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai aktor di balik kudeta yang berlangsung pada Juli lalu.
Saat ini Gulen diasingkan ke Pennsylvania, Amerika Serikat, Ibrahim Melih Gokcek, Walikota Ankara juga mengklaim kalau Altintas adalah anggota gerakan Gulen.(BBC/CNN/pojokbandung)