POJOKBANDUNG.com, JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan seputar besaran biaya pengamanan yang dihabiskan institusinya untuk mengamankan dua aksi massa besar-besaran terkait kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T Purnama.
Tak tanggung-tanggung, total biaya operasionalnya mencapai sekitar Rp 76 miliar. “Biaya (pengamanan) 411 hampir 33 M. Untuk 212 itu 43 M. Kenapa? Karena melibatkan jumlah personil yang cukup besar,” sebut Tito saat rapat dengan Komisi III DPR, Senin (5/12).
Tito menerangkan, besarnya biaya tersebut untuk membiayai akomodasi penarikan pasukan Brimob nyaris dari seluruh daerah. Sehingga, total kekuatan pengamanan mencapai 20 ribu lebih personel pada 411. Sedangkan untuk mengamankan jalannya aksi 212 lebih besar, mendekati 27 ribu personel.
“DPR saja enam ribu lebih. jadi total (biaya) untuk 4 November dan 2 Desember itu bukan hanya 1 hari tapi kan sudah ada pergeseran sebelumnya. 76 M untuk dua demo besar itu,” tambahnya.
Bahkan mantan Kepala BNPT itu sempat bercanda dengan membandingkan biaya 411 dan 212, dengan pengamanan acara Kita Indonesia di Bundaran HI, Minggu (4/12).
“Kalau 412 itu murah meriah pak, pengamanannya hehehe. Polri keluarkan biaya sendiri. Karena cuma beberapa jam saja. Kalau ini (411-212) kan perlu persiapan penempatan pasukan. Kalau tidak salah hampir dua minggu untuk satu kegiatan. Seminggu sebelum dan seminggu setelah hari H kita waspadai,” pungkasnya.(fat/ca)