Ketua MUI Jabar: Silakan Demo, Jangan Pakai Atribut MUI

ilustrasi demo mengecam pernyataan Ahok. (riana)

ilustrasi demo mengecam pernyataan Ahok. (riana)

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat ikut angkat bicara atas polemik yang sedang ramai saat ini, terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang dianggap menistakan agama Islam. Menurut Ketua Umum MUI Jabar, Rachmat Syafe’i, munculnya beberapa pemahaman terhadap pernyataan Ahok tersebut, dapat menimbulkan sikap berbeda dari sejumlah pihak.

“Maka kami, MUI, hal-hal yang berkaitan pelecehan atau penghinaan agama, harus diatasi. Sikap tegasnya tentu diserahkan pada hukum. Kadang-kadang, menyikapi sesuatu itu suka berlebihan,” ujar Rachmat, dalam jumpa pers di Kantor MUI Jabar, Senin (31/10).

Rachmat meneruskan, di dalam Alquran pun disebutkan, kalau seseorang menyerang, balas dengan setimpal. Tapi, bila berlebihan dalam menyikapi, hal tersebut sebuah kedzaliman.
“Silakan, tapi jangan sampai melewati batas,” tukas dia.

Rachmat tak menepis, banyak pihak yang mendesak agar MUI Jabar turut melakukan aksi unjuk rasa terhadap Ahok. Hal itu dikarenakan, ada pihak yang tak membaca secara utuh, surat edaran dari MUI pusat, yang menimbulkan perbedaan persepsi. Padahal, MUI pusat tidak menginstruksikan untuk melakukan demonstrasi terhadap calon gubernur petahana tersebut.

“Kami menyerahkan seluruhnya kepada proses hukum. Biar Bareskrim (Badan Reserse Kriminal) Polri yang menangani kasus ini. Bagi yang akan demo silakan, itu hak mereka,” sahutnya.

Bagi MUI, mendahulukan kepentingan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, jadi prioritas utama. Sehingga, Rachmat berpandangan, pihaknya tidak perlu melakukan demo besar-besaran di Jakarta. Tapi, MUI Jabar juga tidak melarang elemen masyarakat untuk melakukan aksi unjuk rasa pada 4 November mendatang.

“Mau demo silakan, tapi jangan gunakan atribut MUI,” tegasnya.

Sekretaris Umum MUI Jabar, Rafani Achyar, menambahkan pihaknya yakin kasus ini akan tetap diproses hukum, dan tak berhenti tengah jalan. Karena, dirinya menilai, jika berhenti, akan semakin menimbulkan kekisruhan di masyarakat.

“Masyarakat ini kan menunggu kepastian hukum, itu saja yang kami minta. Kami percaya pada aparat berwenang untuk memproses kasus ini,” imbuhnya.

Dirinya melihat, unjuk rasa serupa yang dilakukan di Bandung, masih dalam batas kewajaran. Hanya saja, Rafani mengkhawatirkan, adanya pihak yang menunggangi pada demo besar di Jakarta nanti. Bahkan, tak tertutup kemungkinan, faham komunis dapat masuk saat unjuk rasa tersebut.

“Jadi itu kekhawatiran kami,” tandasnya.(nda)

loading...

Feeds

POJOKBANDUNG.com – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) mengumumkan kerja samanya dengan Universitas Pasundan (Unpas) melalui penandatangan Nota Kesepahaman (Memorandum …