POJOKBANDNUNG.com, – Indikator Politik Indonesia kembali merilis hasil survei tentang penilaian publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo pasca-reshuffle kabinet jilid II. Hasil survei terhadap 1220 responden selama 1-9 Agustus itu menunjukkan publik semakin yakin pada pemerintahan pimpinan presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis survei bertema Kinerja Pemerintahan Jokowi Pasca Reshuffle Jilid II di Jakarta, Minggu, (14/8/2016) mengatakan, ada 53 persen responden yang tahu tentang reshuffle. “Di antara yang tahu, mayoritas (74 persen) merasa yakin bahwa reshuffle akan membuat kinerja pemerintah Jokowi menjadi lebih baik,” ujarnya.
Sedangkan responden yang kurang yakin ada 19 persen. Sisanya, ada 2 persen yang mengaku sama sekali tak yakin.
Saat Jokowi dilantik, tingkat keyakinan publik akan kemampuannya mencapai 74 persen. Namun, tingkat keyakinan publik terhadap Jokowi sempat anjlok hingga angka 55 persen pada Juni 2015.
Namun, kini ada peningkatan keyakinan akan kemampuan Jokowi. Yakni di kisaran 63 persen pada Desember 2015, menjadi 72 persen pada Maret 2016, dan kini kembali ke angka 74 persen.
Survei itu juga menelisik tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi. Hasilnya, 8 persen responden merasa sangat puas, sedangkan 60 persen lainnya mengaku cukup puas.
“Sementara yang kurang puas atau tidak puas sama sekali jumlahnya sekitar 31 persen,” tutur Burhan.
Kepuasan itu didasari pada perbaikan kondisi politik, ekonomi, keamanan dan penegakan hukum. Burhan menambahkan, evaluasi atas kinerja Jokowi berhubungan dengan persepsi atas berbagai kondisi.“Semakin positif persepsi publik atas kondisi ekonomi, politik , hukum, dan keamanan, semakin tinggi tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi,” tegasnya.
Lebih lanjut Burhan mengatakan, tingkat kepuasan warga terhadap Jokowi kali ini merupakan yang tertinggi sejak dilantik pada Oktober 2014. Selain itu, katanya, warga pada umumnya juga optimistis dengan ekonomi nasional ke depan.
Burhan pun mengingatkan bahwa kepercayaan publik itu merupakan modal penting bagi Jokowi. “Ini modal psiko-politik penting untuk dukungan pada kepemimpinan nasional terlepas dari banyak masalah yang dihadapi bangsa ini,” tegasnya.
Meski demikian tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi ternyata tak berbanding lurus dengan para menteri-menterinya yang baru di Kabinet Kerja. Bahkan tingkat kepercayaan publik terhadap para menteri baru masih di bawah 60 persen.
Misalnya, hanya 56 persen responden yang percaya pada kemampuan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membantu Jokowi memperbaiki kinerja. Sedangkan tingkat kepercayaan publik pada Menkopolhukam Wiranto pada angka 54 persen.
Sisanya, tingkat kepercayaan publik terhadap menteri-menteri lain hasil reshuffle kabinet jilid II malah di bawah 50 persen. Contohnya, tingkat kepercayaan publik pada Menko Maritim dan Sumber Daya Luhut Panjaitan malah hanya 47 persen. Di bawahnya ada nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mudhadjir Effendi di angka 44 persen.
Sedangkan tingkat kepercayaan terhadap Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro hanya 43 persen. Di bawah mereka ada Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan 42 persen.
Sementara tingkat kepercayaan terhadap Menteri ESDM Archandra Tahar, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri PAN-RB Asman Abnur dan Kepala BKPM masing-masing hanya 41 persen. Yang paling buncit adalah tingkat kepercayaan terhadap Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sanjoyo yang hanya 40 persen. (ara/jpnn)