POJOKBANDUNG.com, Jakarta – Usai mengikuti latihan gabungan bersama (Latgabma) Malaysia-Indonesia (Malindo), KRI Banda Aceh 593 yang mengangkut 499 personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali ke Tanah Air.
Mereka diterima Wakil Asisten Operasi (Waasops) Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Hardjo Susmoro dalam upacara militer di dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara, Sabtu (6/8/2016).
Latihan bersama dua negara dengan sandi Malindo Darsasa-9 AB/2016 ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan memelihara hubungan kesepahaman antara Malaysia dan Indonesia. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme prajurit Angkatan Tentara Malaysia (ATM) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) beserta komponen lainnya dalam mewujudkan strategi menanggulangi bencana di wilayah perbatasan dan wilayah yang berkepentingan kedua negara.
KRI Banda Aceh 593 yang dikomandani Letkol Laut (P) Budi Santoso mengangkut prajurit TNI terdiri dari 204 TNI AD (103 Kostrad, 4 Ditkesad, 92 Ditziad, 2 Sopsad, 3 Pussimpur ), 198 TNI AL (130 ABK, 8 crew Hely Bell, 30 Tim SAR Laut, 12 Tim Medis, 3 Medcap, 15 Kogla TTX dan CPX ), 52 TNI AU (3 Kogla, 9 CPX, 40 FTX ), 41 Mabes TNI, 2 Polri Duk Observer serta 2 PNPB Duk SMEE.
Dalam kesempatan tersebut, Komandan KRI Banda Aceh 593 Letkol Laut (P) Budi Santosa mengatakan selama kegiatan berlangsung hingga kembali ke pangkalan di Kolinlamil, seluruh peserta latihan termasuk anggota KRI Banda Aceh 593 dalam keadaan kondisi yang prima dan sehat. Mereka dapat melaksanakan tugas latihan dengan baik dan aman.
“Selama mengikuti latihan maupun dalam perjalanan berangkat dan kembali ke pangkalan, seluruh personel dalam keadaan sehat dan prima. Begitupun kondisi KRI yang siap operasi sangat mendukung latihan bersama dengan Negara Malaysia sehingga semua berjalan dengan baik dan aman,” ujar mantan Komandan Lanal Cirebon ini.
Dalam latihan tersebut, Pasukan TNI membawa sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dan perlengkapan pendukung lainnya. Di antaranya 1 unit mobil Satkom Ford Ranger, peralatan Nubika 1 truck, 1 trailler/ decoy, 1 Ransus Nubika, 7 tenda Rumkit lapangan, 2 unit perahu karet.
Alutsista yang dibawa TNI AD adalah 1 unit mobil ambulance, 1 set Alkap Rumkitlap. Sedang alutsista yang dibawa TNI AL adalah 1 KRI Banda Aceh 593, 2 unit LCU, 2 LCVP, 1 Heli Bell, 2 Sea Rider. Sedang alutsista TNI AU adalah 1 Pesawat C-130 H Hercules A-1318 dan 1 Heli Nas 332 Super Puma (H-3213).
Menurut Kepala Dispen Kolinlamil, Letkol Laut (KH) Bazisokhi Gea, Latgabma kali ini mengusung tema “Combined Coordination Centre”. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi kerusakan lingkungan yang semakin meningkat dan terjadinya pemanasan global di seluruh dunia pada akhir dasawarsa ini sehingga mengakibatkan semakin banyak terjadi bencana.
Latihan ini sebagai langkah antisipasi dalam merenspons terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam yang terjadi di wilayah kedua negara (Indonesia-Malaysia). Hal ini diharapkan baik TNI maupun ATM mampu menyiagakan kekuatan, kemampuan dan gelar pasukan. (fri/jpnn)