POJOKBANDUNG.com, SOREANG-Menurut Kepala Peleton Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung Sopandi, tidak berfungsinya hydrant di wilayah Kabupaten Bandung dikarenakan debit air PDAM Kabupaten Bandung juga sedikit, terlebih tidak semua wilyah menjadi pelanggan PDAM.
“Sumber air hydrant itu kan dari PDAM. Tidak semua wilayah mendapat saluran PDAM dan debit airnya juga sedikit,” ucap Sopandi.
Tidak heran, jika tiap kali terjadi kebakaran di wilayah Kabupaten Bandung selalu berkahir hangus terbakar. Menurut Sopandi, ketika terjadi kebakaran, karena tidak adanya hydrant, air sungai yang menjadi andalan untuk mengisi ulang mobil pemadam.
“Kalau berangkatnya pasti mobil penuh karena di kantor ada reservior air artesis, tapi kalau isi ulang saat pemadaman masih berlangsung, kita menggunakan air sungai,”imbuhnya.
Namun, tidak semua aliran sungai dapat dijadikan sumber, melainkan titik-titik tertentu saja yang bisa dijadikan sebagai sumber air untuk mengisi mobil pemadam, seperti tidak terlalu jauh dari jalan dan airnya tidak terlalu tercemar.
“Mesin pompa yang kami miliki hanya mampu menyedot air di kemiringan 30 derajat saja, itu juga jarak hisapnya tidak terlalu jauh. Yang bagus itu mesin penyedot milik Kota Bandung,mereka bisa menyedot air di kemiringan 90 derajat dengan jarak sampai 300 meter,”tandasnya.
Kabupaten Bandung merupakan daerah yang cukup rawan terhadap kebakaran, saat musim kemarau seperti saat ini, dalam satu bulan bisa terjadi ratusan kejadian kebakaran, baik rumah, kebun maupun hutan.
Walaupun menjadi daerah yang rawan, namun pembangunan yang dilakukan justru tidak ramah terhadap kebakaran. Hal tersebut ditandai dengan sangat sedikitnya fasilitas Hydrant di tempat umum.
Sopandi mengatakan dari 31 Kecamatan Se-Kabupaten Bandung, jumlah Hydrant hanya tercatat ada tiga buah saja, yakni di Pangalengan, Baleendah dan Banjaran.
“Hydrant di Kabupaten Bandung hanya ada di Pangalengan satu, Banjaran 1 dan Baleendah 1, sisanya tidak ada,” tutur Sopandi, minggu (1/11).
Bahkan, di Soreang yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Bandung sama sekali tidak mempunyai fasilitas Hydrant sama sekali, terkecuali di Kantor Pemerintah Kabupaten Bandung.
“Yang ada hanya di Komplek Pemkab Saja, itu juga saya tidak tahu kondisinya, apakah masih berfungsi atau tidak,”ujarnya.
Selain itu, tiga hydrant yang ada di Kecamatan Baleendah, Banjaran dan Pangalengan kondisinya juga sangat memprihatinkan.
“Saya pernah cek, hydrant-nya memang masih ada, tapi tidak ada airnya,”ungkapnya. (mld)