POJOKBANDUNG.com, PRANCIS– Portugal sukses merengkuh juara Euro 2016 meski tanpa sang bintang, Cristiano Ronaldo. Ini setelah mereka mengandaskan perlawanan Prancis dengan skor 1-0 pada partai final lewat gol Eder pada babak tambahan menit ke-109 di Stade de France, Senin (11/7) dini hari WIB.
Kegembiraan langsung menaungi skuat Portugal pascapertandingan. Terlebih pelatih Fernando Santos, yang belum pernah merasakan kekalahan selama menangani Seleccao Das Quinas. Dia menyebut, Portugal adalah tim yang sederhana bak merpati dan cerdik laiknya ular.
Bagi Santos, ini merupakan pertandingan kompetitif ke-14 selama menangani Portugal. Selama itu, Portugal belum pernah kalah dengan catatan 10 kali menang dan empat kali imbang.
Selama Euro 2016, Portugal sempat telat panas. Mereka mencatatkan tiga hasil imbang di fase grup, hingga cuma lolos dari Grup F dengan status peringkat tiga terbaik.
Memasuki babak 16-besar, pemainan Portugal mulai naik meski masih belum bisa memetik kemenangan dalam waktu 90 menit pertandingan. Satu-satunya kemenangan Portugal di waktu normal dicatatkan kala menghadapi Wales pada babak semifinal dengan skor akhir 2-0.
Santos mengakui, meski permainan Portugal terbilang tidak menarik, tapi kekompakan serta kerja keras menjadi kunci keberhasilan. Seleccao Das Quinas juga tampil sangat simpel tapi cerdik memanfaatkan peluang.
“Kami sederhana seperti merpati dan cerdik laiknya ular. Saya selalu mengatakan kami adalah tim. Saya tidak pernah menyembunyikan pikiran saya. Saya selalu mengatakan kepada pemain apa yang ada di pikiran saya,” koar Santos.
“Saya selalu mengatakan kepada mereka bahwa kami punya bakat besar tapi harus berjuang lebih dari lawan kami. Berlari dan berkonsentrasi lebih dari merek. Kami memiliki sebuah kelompok yang luar biasa. Mereka selalu percaya apa yang saya katakan: bahwa kami bisa menjuarai ini,” pungkasnya.
Cristiano Ronaldo pun tak kalah memperlihatkan kebahagiaannya. Sang pemain memang tak bisa bermain penuh dan digantikan pada pertengahan babak pertama, tapi Portugal tetap mampu meraih gelar juara.
Dia mengungkapkan rasa bahagianya atas keberhasilan ini. Ronaldo akhirnya memiliki trofi internasional pertamanya.
“Ini adalah hal luar biasa dalam karier saya, sesuatu yang memang pantas saya dapatkan,” jelasnya pada konferensi pers. “Tak ada yang percaya kepada Portugal. Tapi, kami berhasil menjadi juara. Rekan-rekan saya bertarung melawan 70 ribu orang di Stadion dan kami menang, Viva Portugal,” tambah dia.
Ronaldo menyadari dirinya sangat sulit meraih gelar internasional bersama timnas. Namun, mimpi itu akhirnya terwujud.
“Saya selalu berkata bisa memenangi segalanya di level klub, individual, tapi tak pernah menang bersama Portugal. Malam ini saya menang!” ungkapnya dengan bahagia.
Nah, ketika diwawancarai pascapertandingan, bomber Real Madrid itu juga memberikan pernyataan simpatik. Dia mendedikasikan kemenangan Portugal untuk para imigran.
Ya, Ronaldo memang bukan hanya gemerlap di lapangan, tetapi dia juga memiliki empati terhadap kemanusiaan. Salah satu contohnya ketika tsunami Aceh. Ronaldo menyempatkan datang ke Aceh dan menemui langsung seorang anak bernama Martunis dan menjadikannya sebagai anak angkat.
“Ini bukan cara yang saya sukai dalam meraih trofi, tetapi saya sangat bahagia. Ini trofi untuk fan, para imigran dan mereka yang berada di belakang kami, kami sangat senang dan bangga,” ungkap Ronaldo, seperti dikutip firstpost.
Sementara itu, Prancis harus tertunduk lesu. Sebagai tim paling agresif, sebenarnya Les Bleus sudah bermain sangat atraktif dan menyerang, tapi mereka malah kalah. Pelatih Didier Deschamps pun merasakan sakit hatinya para pemain hingga fans yang berharap pada timnya.
“Tak ada kata-kata, kekecewaan jelas terlihat, terasa, dan akan sulit bagi kami melupakan sakit seperti ini,” jelasnya kepada M6.
“Kami kehilangan kesempatan unik untuk memenangi Euro di kandang sendiri. Kami menang bersama, menderita bersama, dan kalah hari ini juga bersama-sama,” tambah dia.
Deschamps sadar kegagalan ini membuat semua penduduk Prancis menjadi sedih dan emosional.
“Kami tahu telah membuat warga Prancis bergetar dan sedih. Tak ada yang lebih baik dari memberikan mereka trofi di rumah,” ungkap Deschamps.
“Tapi, sayangnya, itu bukanlah rencana yang dibuat,” pungkas dia. (ies/rap/jpg/ca)