POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Bandung kekeringan, Wakil Wali Kota Bandung Oded M.Danial mengimbau warga Kota Bandung bertaubat.
“Kita harus banyak Istighfar dan menjalankan Solat Istisqo,” ujar Oded, kepada wartawan, Selasa (27/10/2015).
Oded mengatakan, hanya itu satu-satunya yang bisa dilakukan sekarang. Meminta langsung kepada Alloh agar segera diturunkan hujan, untuk mengatasi kekeringan. “Kita sekarang hanya bisa menunggu takdir saja,” tambahnya.
Sementara itu, untuk jangka panjang, Oded mengatakan, Pemkot Bandung sudah mempersiapkan danau-danau buatan di wilayah Gedebage, untuk menampung air saat hujan agar bisa digunakan saat musim kemarau. “Karena Kota Bandung ini memang tidak punya sumber air baku. Jadi ya harus memanfaatkan air hujan,” tambahnya.
Sebagai salah satu contoh, Oded menyebutkan, kini sudah ada danau buatan di SMKN 6 yang memanfaatkan lahan seluas 30 ribu meter. “Jadi sekarang tinggal menunggu hujan,” katanya.
Masyarakat sendiri, tambahnya, bisa melakukan pemanfaatan air hujan, dengan membuat sumur resapan di rumah. Caranya dengan membuat lubang sedalam delapan meter dan luas satu meter persegi, sumur itu bisa menampung air hujan, dan digunakan saat kemarau. “Saya juga menerapkan hal seperti itu di rumah, dan Alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah kekurangan air,” pungkasnya.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Kota Bandung, Aan Andri Purnama mengatakan, Kota Bandung akan krisis air, Pemkot Bandung harus pikirkan solusi. “Selama ini, PDAM masih mengandalkan mata air, harusnya mulai mencari sumber air lain,” ujar Aan.
Antisipasi yang harus disiapkan PDAM, lanjut Aan, harus matang, misalnya, untuk jangka pendek PDAM harus mencari sumber sumber bahan baku air. “Kita harus segera mempunyai danau buatan untuk bank air. Danau ini berpungsi sebagai cadangan air ketika musim kemarau dan tempat penyerapan air,” papar Andi.
Selain itu PDAM harus mulai berpikir memanfaatkan sumber air permukaan dari sungai sungai yang ada di Kota Bandung. “Hanya permasalahan nya sungai sungai tersebut sudah tercemari banyak limbah,” terangnya.
Sedangkan untuk janggka panjang PDAM dapat melibatkan dinas terkait lainnya seperti BPLH agar membuat banyak program penyelamatan air, seperti biopori, sumur resapan, dan penyadaran masyarakat dengan gerakan pemeliharaan sungai bersih.
Andi mengatakan, agar semua elemen dapat terlibat dalan penyelamatan air di kota Bandung yang sudah sangat menghawatirkan. “Air di Kota Bandung sudah semakin menghawatirkan, sehingga Pemerintah kota tidak bisa hanya mengandalkan PDAM untuk memecahkan persoalan ini,” ujar Andi.
Pemkot harus mulai melakukan kerjasama dengan daerah daerah sekitar, mengingat saat ini sumber air untuk Kota Bandung mayoritas bersumber dari luar kota Bandung. (mur)