Konperensi Asep Asep Lestarikan Nama Asep

Konperensi Asep Asep

Konperensi Asep Asep

POJOKBANDUNG.com, BANDUNG–Istilah “apalah arti sebuah nama” tidak berlaku bagi perkumpulan bernama Paguyuban Asep Dunia (PAD). Pemilik nama yang identik dengan daerah Jawa Barat ini berkumpul untuk bersilaturahim dan sepakat bermetamorfosa menjadi sebuah gerakan sosial.

Sesuai dengan nama paguyubannya, seluruh anggota bernama Asep. Entah itu menjadi nama awal, tengah, atau akhir. Meski terdengar nyeleneh, keseriusan membuat gerakan sosial ditandai dengan digelarnya konferensi yang bertajuk “konperensi Asep Asep (KAA) – Ti Asep, ku Asep keur Indonesia”.

Di dalam konferensi yang digelar pada rabu (25/10) di De’ Tuik Resto, Jl. Bojong Koneng Atas, Cikutra, Bandung itu mereka membahas rencana berupa kegiatan untuk kegiatan sosial.

Menurut Ketua PAD, Asep Kambali, konferensi ini terinspirasi dari Konferensi Asia Afrika. “Konferensi Asia Afrika bisa membawa perubahan bagi dunia. Untuk itu, konferensi kami juga yang disingkat KAA bisa memberikan perubahan positif dari Asep,” ujarnya.
Nama Asep dalam istilah Bahasa Sunda berasal dari kata kasep yang berarti ganteng. Namun, menurut Asep Kambali saat ini nama Asep sudah jarang diberikan oleh orang tua. Selain itu, banyak anak muda yang minder dengan nama Asep.

Untuk itu, dibentuknya PAD juga dalam rangka melestarikan nama Asep dan merubah stigma yang menyebut nama Asep itu kampungan.

“Nama Asep perlu dilestarikan, karena selain identik dengan nama orang Indonesia, juga menunjukan identitas suku sunda. Untuk anak muda juga jangan malu mempunyai nama Asep, karena itu juga merupakan doa dari orang tua,” ujarnya.

Ia mencontohkan, banyak Asep yang meraih kesuksesan di berbagai bidang.

Lebih lanjut ia menegaskan, komitmen PAD dalam melestarikan nama Asep sebagai bagian kebudayaan Sunda didasarkan dari Indonesia tidak mungkin berdiri kokoh sebagai bangsa jika tidak memiliki penopang yang kuat.

“Salah satu penopangnya adalah bersatunya suku-suku di Indonesia, Suku sunda merupakan salah satu penopangnya,” jelasnya.
PAD merupakan gerakan sosial yang awalnya lahir di dunia maya pada tahun 2008. Mulanya, paguyuban ini digagas oleh pria bernama Asep Iwan Gunawan yang penasaran ada berapa banyak orang yang bernama Asep dengan bertanya di dunia maya, “How many Asep there are in Facebook?”.

Hingga, pada 1 agustus 2010 PAD diputuskan menjadi gerakan sosial yang masif. Gerakan itu diinisiasi Asep Kambali, didukung Asep Iwan Gunawan, Asep Bambang Fauzi, Asep Rahmat, dan Asep Dudi. kelima orang pendiri tersebut, menyepakati 1 Agustus 2010 menjadi hari lahir PAD.

Seiring berjalannya waktu, Paguyuban ini mendapatkan banyak respon positif. Anggotanya hadir bukan saja dari jawa barat, namun tersebar di berbagai daerah seperti Pontianak, Medan, Riau, Bali, dan bahkan mahasiswa Indonesia yang berada di Kairo, Mesir tercatat sebagai anggota. (bahi/agp)

Feeds