POJOKBANDUNG.COM, KOTA BANDUNG – Berlokasi di Bandung Timur, Saung Angklung Udjo tidak hanya menjadi pusat kesenian, tetapi juga ikon budaya yang menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung lokal maupun mancanegara.
Berdiri sejak 1966 atas dasar kecintaan Udjo Ngalagena dan istrinya, Uum Sumiati, Saung Angklung Udjo awalnya hanyalah sebuah sanggar kecil.
Kini, Saung Angklung Udjo ini telah bertransformasi menjadi destinasi budaya yang mampu memikat hati generasi muda sekaligus menjaga warisan tradisional.
Baca Juga : Akses Tol Fungsional Baru, Solusi Kelancaran Nataru di Padaleunyi
Saung Angklung Udjo, seni bukan hanya tontonan, tetapi juga pengalaman.
Manager Customer Relation, Ahadian Hadikusumah, menjelaskan bahwa setiap pengunjung akan mendapatkan pengalaman langsung bermain angklung.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya menyaksikan, tetapi juga merasakan seni budaya khas Parahyangan. Ada sesi bermain angklung bersama, upacara helaran, demonstrasi wayang golek, arumba, angklung massal, hingga menari bersama,” ujar Ahadian, di Saung Angklung Udjo, Jumat, (27/12/2024).
Baca Juga : Bank Bjb Jalin Kerjasama dengan PT Geo Dipa Energi Terkait Layanan Perbankan
Tidak hanya itu, ia menjelaskan jadwal pertunjukan yang fleksibel memungkinkan semua kalangan untuk menikmati seni budaya ini. Setiap hari, pertunjukan berlangsung pukul 15.30 hingga 17.00, dengan tambahan jadwal di akhir pekan, seperti pukul 10.00 di hari Minggu.
“Ini adalah cara kami menyambut pengunjung dengan hangat dan memberikan pengalaman budaya yang mendalam,” tambahnya.
Seiring waktu, ia melanjutkan, Saung Angklung Udjo terus berkembang, tidak hanya dari segi jumlah pengunjung, tetapi juga dalam cara menyampaikan seni budaya kepada masyarakat modern.
Baca Juga : Angin Kencang, Dua Rumah di Cipeundeuy KBB Tertimpa Pohon Tumbang
Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 237 ribu pengunjung yang datang, terdiri dari wisatawan lokal hingga mancanegara.
Ia pun mengungkapkan, transformasi Saung Angklung Udjo tidak berhenti pada angka.
Untuk menjangkau generasi milenial dan Gen Z, tempat ini memperkenalkan konsep-konsep baru dalam pertunjukan.
“Kami memasukkan elemen musik modern dan elektro ke dalam pertunjukan angklung. Ini untuk menunjukkan bahwa angklung bukanlah alat musik tradisional yang kuno, tetapi dapat menjadi bagian dari musik modern yang relevan,” ungkap Ahadian.
Bagi generasi muda, bermain angklung kini tidak hanya menjadi aktivitas tradisional, tetapi juga sebuah kebanggaan. Banyak anak muda yang terinspirasi untuk belajar angklung karena melihat potensinya yang luas, termasuk tampil di panggung internasional, ujarnya bangga.
Kesuksesan Saung Angklung Udjo, terdapat misi besar untuk menjaga kelestarian seni budaya.
Ahadian menyebutkan empat prinsip utama dalam melestarikan angklung, terjaga, terawat, terpromosikan, dan tergenerasikan. Keempat prinsip ini menjadi landasan dalam setiap langkah Saung Angklung Udjo.
“Melestarikan seni budaya bukan hanya tanggung jawab generasi tua, tetapi juga generasi muda. Kami ingin menunjukkan bahwa belajar seni budaya adalah bagian dari pembangunan bangsa. Seni dan budaya adalah akar yang kuat untuk identitas kita,” tambahnya.
”Saung Angklung Udjo juga berfungsi sebagai pusat pelatihan seni dan budaya, memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengasah keterampilan mereka. Meski belum berbentuk sekolah formal, sanggar ini terus mendidik talenta-talenta muda melalui yayasan yang dikelola secara profesional,” paparnya.
Putri Aprilia, Corporate Secretary Saung Angklung Udjo, mengajak semua generasi, khususnya milenial dan Gen Z, untuk tidak malu mempelajari seni budaya. “Angklung bukan hanya alat musik tradisional. Dengan sentuhan modern, angklung dapat menjadi simbol persatuan dan kebanggaan Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, Putri menegaskan, lokasi Saung Angklung Udjo yang strategis di Bandung Timur membuatnya mudah diakses tanpa perlu melewati kemacetan kota. Ini menjadikannya pilihan wisata budaya yang ideal untuk keluarga maupun kelompok.
Bagi pengunjung, Adi Rahman, Saung Angklung Udjo adalah tempat untuk menikmati keindahan seni budaya sekaligus belajar tentang akar tradisi bangsa. Namun, bagi masyarakat Sunda dan Indonesia, tempat ini adalah simbol perjuangan untuk menjaga dan melestarikan budaya di tengah arus modernisasi.
Berbeda dengan Adi, Novria Ambarwati mengungkapkan, Saung Angklung Udjo mengingatkan kita bahwa seni budaya bukan hanya warisan, tetapi juga aset yang harus dirawat dan dikembangkan agar terus relevan dengan zaman. Dengan semangat pelestarian yang kuat, Saung Angklung Udjo menjadi contoh nyata bagaimana tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.
Jadi, jika Anda mencari pengalaman wisata yang mendidik, menginspirasi, dan menghibur, Saung Angklung Udjo adalah destinasi yang wajib Anda kunjungi. Ayo, bersama-sama kita lestarikan budaya Indonesia, tutup Putri dengan senyum.(cr1)