POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Negara membutuhkan percepatan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas. Sektor perekonomian merupakan elemen penting yang harus diperbaiki.
Hal itu disamapaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia saat Kuliah Umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor, Kamis (17/07).
“Kalau kita mau menuju Indonesia emas, pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen. Pendapatan perkapita kita harus di atas 10 ribu dolar AS. GDP kita harus 5-6 terbesar di dunia. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pendongkrak ekonomi,” ujar Bahlil
Salah satu mesin pendongkrak ekonomi adalah hilirisasi. Kementerian Investasi sudah membuat desain besar hilirisasi di berbagai sektor, di antaranya oil dan gas, mineral dan batubara, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan pertanian.
“Kita menciptakan nilai tambah di sini, supaya menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau lapangan pekerjaan tercipta, hilirisasi terbangun, pendapatan negara naik, upah naik, gaji pegawai negeri juga naik,” imbuhnya.
Untuk itu, Bahlil mengatakan pihaknya telah mendorong untuk setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan UMKM-UMKM di daerah.
Masyarakat Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri. Makandari itu, ia berpesan kepada praja yang baru selesai pulang jadi pegawai daerah bisa membantu teman-temannya menjadi pengusaha supaya mereka bisa membangun daerah dan ekonominya.
Sementara itu, Rektor IPDN Prof Hadi Prabowo mengungkapkan, hilirisasi adalah merupakan proses transformasi ekonomi berkelanjutan yang mendasarkan pada komoditas bernilai tambah tinggi guna memasuki struktur ekonomi yang lebih kompleks.
“Hilirisasi diharapkan bisa meningkatkan produktivitas, nilai tambah, sehingga kita bisa mampu meningkatkan nilai rantai pasok industri kemudian kita bisa melindungi komoditas kita dari gejolak harga kemudian kita bisa mencapai puncak pohon industri dan tentu mendukung kekuatan ekonomi dalam negeri,” pungkasnya. (dbs)