POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mengumumkan data terbaru mengenai kemiskinan di Jawa Barat pada tahun 2024. Berdasarkan laporan per Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Jawa Barat tercatat sebanyak 3,85 juta orang, atau 7,46 persen dari total populasi.
Kepala BPS Jawa Barat, Marsudijono, mengungkapkan adanya penurunan jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada 2024 jika dibandingkan dengan bulan Maret tahun lalu. Dia menjelaskan bahwa, jumlah penduduk miskin di Jabar mengalami penurunan sekitar 0,16 persen atau 39,93 ribu orang.
“Tingkat kemiskinan di Jawa Barat pada Maret 2024 menunjukkan perbaikan dibandingkan Maret 2023. Namun, jarak pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin dalam dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin meningkat,” kata Marsudijono, Senin (1/7)
Dirinya pun menekankan soal perlunya kewaspadaan terhadap situasi ekonomi global yang sulit diprediksi. Menurutnya, kondisi global akan sangat mempengaruhi ekonomi Indonesia, termasuk di Jawa Barat.
“Situasi global memang sulit diprediksi. Namun, jika cuaca bisa lebih diperkirakan, produksi gabah dapat dijaga agar tetap stabil,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyatakan bahwa selain kondisi global, pemerintah provinsi juga harus waspada terhadap kondisi cuaca yang bisa mempengaruhi sektor pertanian dan berdampak pada kondisi ekonomi secara umum.
“Mengantisipasi musim kering yang diperkirakan akan terjadi, harga beras, cabai, dan beberapa komoditas lainnya yang berpengaruh terhadap inflasi harus kami waspadai, terutama kentang,” jelas Bey.
Kenaikan Harga Bahan Pokok Menjadi Faktor Kemiskinan
Sementara itu, Plt Sekretaris Utama BPS RI, Imam Machdi, menambahkan bahwa kenaikan harga bahan pokok seperti beras, telur, dan cabai merah menjadi salah satu faktor pendorong kemiskinan.
“Kenaikan harga ini mempengaruhi tingkat konsumsi dan pengeluaran masyarakat. Berdasarkan komponen pembentuknya, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibandingkan komoditas non-makanan,” ujar Imam melalui siaran telekonferensi saat menyampaikan rilis Statistik BPS Bulan Juli 2024.
Kendati begitu dia menyebut, secara nasional, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai sekitar 25,2 juta orang atau 9,03 persen dari total penduduk per Maret 2024. Data ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan Maret 2023. Tren penurunan penduduk miskin ini telah terpantau sejak tahun 2021.
“Tingkat kemiskinan pada Maret 2024 mengalami penurunan dibandingkan Maret 2023 dengan persentase turun 0,33 persen dan jumlah penduduk miskin turun sebanyak 0,68 juta orang,” jelas Imam.
“Setelah sempat meningkat selama masa pandemi, tingkat kemiskinan mulai menurun sejak Maret 2021 dan pada Maret 2024, angka ini sudah lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi,” imbuhnya.
Ia pun menyampaikan bahwa garis kemiskinan yang menjadi dasar penentuan status miskin penduduk pada Maret 2024 adalah sebesar Rp 582.932. (rup)