POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Pegiat kerajinan eceng gondok di Jalan Babakan Cianjur, Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat belum dilirik Pemkab Bandung Barat.
Padahal kerajinan eceng gondok di kawasan tersebut telah berkiprah sejak tahun 2000 lalu. Bahkan hasil produknya telah menembus pasar Internasional yakni benua Eropa.
Founder Bening Saguling Foundation, Indra Darmawan menjelaskan, pembuatan kerajinan eceng gondok berawal dari kepeduliannya menuntaskan persoalan lingkungan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
“Banyak persoalan di Citarum selain sampah ada juga sedimentasi serta eceng gondok. Saya belajar mengolah eceng gondok secara otodidak di tahun 2000,” katanya saat ditemui.
Ia menambahkan, keberadaan kerajinan eceng gondok tersebut menjadi potensi ekonomi bagi masyarakat di sekitar Citarum. Selain itu juga meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
“Selama ini eceng gondok dianggap gulma yang tidak menguntungkan. Tetapi setelah dijadikan kerajinan mempunyai nilai ekonomi dengan memberdayakan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam satu bulan setidaknya enam ton eceng gondok diolah dan menghasilkan enam kuintal eceng gondok kering yang dibuat kerajinan.
“Eceng gondok tersebut dibuat tas, dompet, partisi dan yang lainnya. Pemasarannya sudah sampai Eropa dengan omzet Rp20 juta per bulan dengan memberdayakan kurang lebih 40 orang masyarakat,” katanya.
Ia menyebut, Pemkab Bandung Barat belum memberikan atensi terhadap upayanya dalam memberdayakan masyarakat di bidang kerajinan pengolahan eceng gondok.
“Cuma di KBB kurang perhatian Pemda belum ada suntikan dana. Kalau dana mandiri aja, mereka hanya sebatas tertarik saja. Sayang orang luar tertarik tapi dari KBB sendiri kurang perhatian,” katanya.
Ia berharap, leading sektor terkait untuk mendorong masyarakat untuk mau mengoptimalkan keberadaan eceng gondok di Citarum dengan luas kurang lebih 94 hektare tersebut.
“Saya pikir di level Bandung Barat masih kurang (perhatian). Seharusnya mendorong para pengrajin-pengrajin di Bandung Barat supaya mau. Sebenarnya kami kekurangan SDM karena kebanyakan orang tua. ya jarang anak muda di sini makanya kita melatih yang di luar,” tandasnya. (kro)