POJOKBANDUNG.com, NGAMPRAH – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat (KBB) akhirnya melakukan pemasangan palang pintu di rel perlintasan kereta api di Kampung Sumur Bor, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (20/12/2023).
Seperti diketahui, lokasi tersebut menjadi peristiwa tabrakan antara kereta api Feeder dengan minibus jenis Daihatsu Sigra dengan nomor polisi D-1859-AJY pada Kamis (14/12/2023) lalu.
Akibat peristiwa nahas tersebut lima penumpang harus meregang nyawa dan satu orang lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kepala Dishub KBB, Ahmad Fauzan Azima, mengatakan, pemasangan palang pintu pelintasan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta lalu lintas.
“Ini sebagai upaya preventif akibat adanya temperan kecelakaan kereta binder dengan kendaraan minibus yang terjadi minggu lalu,” katanya.
Ia menambahkan, upaya pemasangan palang pintu manual tersebut merupakan upaya jangka pendek guna mengantisipasi kecelakaan serupa terjadi di lokasi yang sama.
“Kedepan insya Allah, kita sudah merencanakan pemasangan palang pintu otomatis dan itu juga sama sebagai langkah jangka pendek,” katanya.
Masih kata Fauzan, pihaknya telah mengusulkan pembangunan jembatan underpass sebagai upaya jangka panjang. Namun demikian, hal tersebut masih dalam kajian.
“Sebenarnya kami harap tidak ada lagi pelintasan sebidang, karena rawan terhadap keselamatan. Sehingga perlu tindakan nyata salah satunya, dengan pemasangan lintasan dan penyiapan penjaga,” katanya.
Ia menyebut, selama ini pelintasan sebidang tersebut dijaga oleh para relawan yang berasal dari Desa Cilame Kecamatan Ngamprah. Ia menilai, para relawan itu telah maksimal dalam menyelamatkan nyawa masyarakat yang melintas.
“Bantuan peralatan yang diterima para relawan pelintasan itu mulai dari, rompi, topi dan fluit untuk memberikan aba-aba kepada masyarakat yang akan melintasi lintasan rel kereta tersebut,” katanya.
“Mudah-mudahan langkah kecil (pemasangan pintu lintasan) yang kita lakukan ini sedikitnya bisa mencegah kejadian kecelakaan lagi. Dengan begitu, semua bisa selamat sampai tujuan,” imbuhnya.
Ia menegaskan, pihaknya akan memberikan pembinaan kepada para relawan penjaga palang pintu rel tersebut. Saat ini, pihaknya baru memberikan perlengkapan keselematannya lebih dulu.
“Supaya mereka secara resmi bisa sebagai petugas yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Jadi tidak menggunakan baju preman. Karena memang harus punya keahlian khusus sebagai petugas pelintasan,” pungkasnya. (Kro)